TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dua Sekolah di Pinggiran Samarinda Dapat Izin Belajar Tatap Muka

Guru-guru juga diminta ikut vaksin COVID-19

Ilustrasi siswa sekolah dasar belajar online. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Samarinda, IDN Times - Samarinda bersiap menatap sekolah tatap muka. Dua sekolah di kawasan pinggiran Kota Tepian Berambai di Samarinda Utara yakni SDN 22 dan SMPN 42 bakal menjadi lokasi mula-mula belajar tatap muka.

Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso sudah meninjau dua pusat pendidikan beda jenjang tersebut, Selasa (2/3/2021).

“Guru-guru sudah siap dan berani divaksin? Pak Asli (kepala Dinas Pendidikan), tolong diberikan kesempatan pertama guru-guru di sini (Berambai) vaksinnya,” ujarnya seperti dilansir dari rilis resmi Pemkot Kaltim. 

Baca Juga: Dianggap Ilegal, Pertamini di Samarinda Bakal Ditertibkan Pemerintah

1. Sekolah tatap muka memang menjadi dambaan orang tua di Samarinda

Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi saat yakni SDN 22 dan SMPN 42 di Berambai, Kecamatan Samarinda Utara (Dok. Humas Pemkot Samarinda/Istimewa)

Sekolah tatap muka memang menjadi dambaan sebagian orang tua di Samarinda. Selama COVID-19 mewabah setahun terakhir mereka harus turut campur dengan pola belajar anak saat sekolah dari rumah.

Sayangnya implementasi pembelajaran jarak jauh antara guru dan siswa dengan memanfaatkan jaringan internet terkadang memunculkan ragam persoalan. Baik bagi tenaga pengajar dan peserta didik.

Utamanya bagi pelajar yang tinggal di kawasan pinggiran. Masalah inilah yang dialami SDN 22 dan SMPN 42 Sempaja Utara Berambai. Sekolahan tersebut tidak bisa menggelar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dikarenakan daerah dengan keterbatasan jaringan internet.

“Kalau anak-anak tidak belajar tatap muka, tidak bisa dibayangkan, apa jadinya. Karena untuk daring di sini tidak bisa, disebabkan tidak ada sinyal,” sebut Rusmadi.

2. Samarinda masih masuk zona merah penyebaran COVID-19

Ilustrasi sekolah tatap muka. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Hingga kini status Samarinda masih zona merah lantaran ibu kota Kaltim ini masih merawat 794 pasien aktif positif corona. Sementara akumulasi positif sudah mencapai 10.723 kasus dengan 9.650 pasien alami kesembuhan.

Sayangnya 279 di antaranya tak bisa diselamatkan. Dari sepuluh kecamatan di Samarinda, enam di antaranya masuk zona merah yakni Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara, Sungai pinang, Palaran dan Samarinda Kota. Keenam wilayah ini merawat lebih dari 50 kasus aktif virus corona.

Sementara zona oranye, ada Samarinda Ilir, Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir dan Sambutan. Empat kawasan ini ada 26-50 kasus aktif. Itu sebab Rusmadi meminta tenaga didik di dua sekolah tersebut harus jalani vaksin. Tidak semua guru berasal dari Berambai. Rencananya dijadwalkan pada 4 Maret 2021.

“Kami sudah meminta guru-guru di sekolah Berambai ini mendapat kesempatan pertama sehingga siap untuk belajar tatap muka,” sebutnya.

Baca Juga: Pertamini di Samarinda Siap Ditertibkan, asalkan Ada Solusi

Berita Terkini Lainnya