TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gubernur Kaltim : Corona Mengganggu Program Pemerintah

Meski demikian investasi di Kaltim menembus Rp31,38 triliun

Ilustrasi perdagangan (Pixabay/Echosystem)

Samarinda, IDN Times - Pandemik COVID-19 masih melanda Kalimantan Timur (Kaltim). Meskipun wabah masih mengintai bukan berarti perekonomian berhenti berjalan.

"Kita tidak bisa berdiam diri. Bahkan, saya bersyukur Kaltim masih bisa surplus perdagangan ekspor. Ini menandakan pertumbuhan ekonomi masyarakat masih baik," ujar Gubernur Kaltim, Isran Noor seperti dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim, Senin (31/5/2021).

Baca Juga: Sehari Produksi 601 Ton, Sampah Jadi Biang Kerok Banjir Samarinda

1. Investasi di Kaltim menembus Rp31,38 triliun

Gubernur Kaltim Isran Noor (IDN Times/Yuda Almerio)

Meminjam data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, investasi di Benua Etam sukses menembus angka Rp31,38 triliun. Padahal target provinsi ini Rp21,3 triliun. Itu artinya alami peningkatan sebesar 147,31 persen. Puluhan triliun total kapital ini berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).

Gubernur Isran pun mengungkapkan realisasi investasi ini ditutup dengan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) triwulan IV 2020 sebesar Rp8,23 triliun atau 38,63 persen dari target Rp21,3 triliun. Investasi itu berasal dari PMDN sebesar Rp7,3 triliun atau 88,68 persen dari keseluruhan realisasi investasi triwulan IV.

Kapital lainnya datang dari PMA sebesar Rp0,93 triliun atau 11,32 persen dari realisasi investasi triwulan IV. Meskipun demikian, dia menyadari, jika saat ini masih ada daerah yang belum bisa menjaga defisit perdagangan nasional. Artinya, keberadaan COVID-19 dinilai sangat mengganggu program pemerintah.

“COVID-19 merupakan ujian dan tantangan. Karena itu, masyarakat dan pemerintah harus tetap eksis agar mampu bersaing dan memulihkan perekomomian,” terangnya.

2. Gara-gara COVID-19 penduduk miskin bertambah lagi

Ilustrasi perdagangan (ANTARA FOTO)

Sejumlah negara lain saat ini masih berusaha bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemik. Bahkan gara-gara wabah tersebut penduduk miskin bertambah. Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah bertambah 1,13 juta dari 26,42 juta menjadi 27,55 juta orang pada September 2020 karena corona.

"Tentu, hal ini bisa dibayangkan. Kita bersyukur masih mampu bertahan dan tumbuh. Karena, semua alokasi anggaran terfokus pada penanganan COVID-19," ungkapnya.

Baca Juga: Selama Dua Bulan, Ada 19,36 Ton Sampah Terjaring dari SKM Samarinda

Berita Terkini Lainnya