TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kepala BNPB: Walau Angkanya Kecil, Kaltim Juga Punya Potensi Gempa

Kaltim paling aman dari petaka bencana

Ilustrasi (IDN Times/Rahmat Arief)

Samarinda, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo memastikan Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur sebagai wilayah dengan risiko bencana paling sedikit dibanding wilayah lain di Indonesia.

Daerah paling timur di Borneo itu memiliki tingkat kerawanan paling rendah baik mulai dari ancaman bencana geologi, vulkanologi, hidrometeorologi dan jenis ancaman bencana lainnya. Walau demikian, Bumi Mulawarman juga tak bisa lepas dari bayang gempa bumi.

“Kaltim ada potensi gempa bumi, tapi di bawah 5 (Skala Richter),” kata Doni dalam paparannya di Kegubernuran Kaltim, Samarinda pada Rabu (22/1). Namun angka itu tak punya kemampuan merusak atau memicu gelombang tsunami.

Baca Juga: Tersangka Kasus Balita Tanpa Kepala di Samarinda Mengaku Lalai 

1. Karhutla di Kaltim lebih sedikit dibandingkan daerah lain

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di hadapan sejumlah media di Samarinda (Dok. BNPB)

Tak hanya itu, Kaltim juga merupakan provinsi paling sedikit terdampak Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dibandingkan wilayah lain di Kalimantan.

Menurut data BNPB sejak 2015­-2019, Kaltim bahkan tidak masuk dalam 5 besar wilayah yang terdampak Karhutla seperti wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Selatan dan Kalimantan Selatan. Adapun, petaka karhutla pada 2019 seluas 64 ribu hektare itu terbilang kecil dibanding daerah lain.

"Bencana kebakaran hutan dan lahan penyebabnya 99 persen adalah perilaku. Jadi perilaku diubah dan mencarikan solusi agar masyarakat tidak membakar lahan," terangnya.

 

2. Pemerintah diminta peka terhadap potensi bencana

Petugas TNI menarik selang air ketika upaya pemadaman bara api yang membakar lahan gambut di Pekanbaru, Riau (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

Kemudian mengenai ancaman bencana hidrometeorologi, Mantan komandan pasukan elite Kopassus itu mengatakan iklim di Indonesia telah banyak berubah lantaran dipengaruhi oleh pemanasan global sehingga sepanjang wilayah dari Sabang sampai Merauke memiliki perbedaan musim setiap tahunnya.

Melihat adanya anomali cuaca tersebut, dia meminta agar Pemprov Kaltim dapat meningkatkan kewaspadaan dan mengutamakan pencegahan dari pada penanggulangan. Lebih lanjut, alumnus Akademi Militer 1985 itu mencontohkan Kabupaten Konawe Utara yang berhasil mengantisipasi bencana karena kepedulian pemerintah.

“Pemerintah daerah di sana (Konawe Utara) tegas dan sigap membaca prediksi dari prakiraan cuaca BMKG dan melakukan mitigasi secara dini dan mandiri, ungkap Doni.

Baca Juga: Lima Batu Nisan Hilang dari Kuburan Muslimin di Samarinda

Berita Terkini Lainnya