Prioritas Penanganan Banjir di Samarinda Ada Sejak 16 Tahun Lalu
Selain penurapan di SKM, pengerukan sedimentasi juga penting
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Wali Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Harun - Rusmadi Wongso sudah menetapkan program 100 hari kerja. Agenda penanganan banjir dan infrastruktur menjadi prioritas utama setelah pelantikan.
Dalam hal ini, tentunya terkait dengan normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM). Programnya sendiri masih berlanjut.
“Setelah segmen Pasar Segiri beres akhir bulan depan, maka proyek normalisasi selanjutnya bakal bergeser,” kata Sekretaris Kota Samarinda Sugeng Chairuddin, Jumat (26/02/2021).
Baca Juga: Kasus Resepsi di Samarinda Lanjut, Polisi gak Istimewakan Pelaku
1. Program pengendalian banjir terpadu Samarinda sudah disusun sejak 2005
Informasi dihimpun IDN Times, selain pemagaran dan penurapan di SKM nanti, ada pula pengerukan. Dan yang jadi sasaran adalah timbunan sedimentasi.
Gara-gara tumpukan ini kemampuan menampung air SKM turun drastis. Dari 400, kini menjadi 175 meter kubik per detik. Jika ditunda, minimalisasi banjir di Kota Tepian bakal tak terkejar.
Perkara banjir memang sering menjadi prioritas pemimpin di Samarinda. Adapun program pengendalian banjir terpadu Samarinda sudah disusun sejak 2005. Banyak proyek pengendali banjir telah bergulir.
Namun, realisasi belum maksimal. Banjir masih terjadi. Syukurnya, langkah Pemkot Samarinda menertibkan bangunan di sempadan SKM menjadi pijakan awal normalisasi.
Jika seksi Pasar Segiri bisa dituntaskan, maka Pemkot Samarinda bakal beralih ke segmen Pasar Segiri II. Lokasinya ada di Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda serta segmen Sungai Mati di sepanjang Jalan DI Panjaitan dan PM Noor.
“Kajian teknisnya sendiri bakal dikerjakan dua instansi berbeda,” imbuhnya.
Baca Juga: Wali Kota Samarinda : Banjir Masuk Program 100 Hari Kerja