Samarinda dalam Bayang-bayang Golput Jelang Pilkada 2020
KPU tak bisa memaksa warga datang ke TPS kemudian memilih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Momok golongan putih (golput) alias orang yang tidak menggunakan hak pilihnya saat pesta demokrasi memang jadi ancaman. Itu sebab Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda gencar melakukan sosialisasi terkait pemilihan kepala daerah (pikada). Salah satu caranya ialah menggelar hajatan peluncuran Pilkada Samarinda 2020 di Taman Samarendah pada Sabtu (23/11).
"Makanya kami gelar di taman (Samarendah) yang dikenal oleh warga. Serupa gelaran bersama rakyat," ucap Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat saat dikonfirmasi IDN Times pada Selasa (26/11).
Baca Juga: Syarat Kesehatan Petugas Pilkada 2020 Balikpapan Diperketat
1. Memilih atau tidak itu adalah hak
Firman tak menampik, jika angka partisipasi politik merupakan ancaman. Meski demikian dirinya juga tak bisa menggaransi 622.100 pemilih tetap (versi Pileg/Pilpres 2019) itu bakal datang ke tempat pemungutan suara. Sebab memilih atau tidak itu adalah hak. Itu sebabnya, pihaknya akan selalu berusaha meningkatkan partisipasi pemilih lewat sosialisasi.
Pada pesta demokrasi sebelumnya saja, dari total DPT itu hanya 449. 177 yang menggunakan hak pilihnya. Namun angka dianggap baik bila dibandingkan Piwali 2015.
"Saat itu partisipasi pemilih Samarinda memang rendah," terangnya.
Baca Juga: Ini Syarat bagi Calon Independen untuk Ikut Pilwali Samarinda 2020