TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Makin Padat, Jalan Panjang Samarinda Menuju Kemandirian Pangan

Tiap tahun penduduk Samarinda bertambah 1 persen

Ilustrasi wisata terasering. (Dok. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Samarinda, IDN Times - Saban tahun jumlah penduduk Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) bertambah 1 persen. Sayangnya kondisi tersebut tak sebanding dengan luas lahan yang ada. Kondisi ini tentu harus ditanggulangi. Utamanya dari urusan pangan. Demikian dikatakan Wali Kota Samarinda Andi Harun.

“Banyak penyebabnya (penyempitan lahan). Pertama lahan-lahan di Samarinda sebagian besar milik perorangan. Kedua sebagian milik perusahaan dan ketiga jumlah produksi (pangan) belum optimal dan dimaksimalkan,” ujar Andi Harun seperti dilansir dari rilis resmi Pemkot Samarinda, Rabu (16/6/2021).

Baca Juga: Aktivitas Terbatas, Jembatan Mahkota II Samarinda Akhirnya Dibuka

1. Kemampuan produksi pangan Samarinda belum maksimal dibanding jumlah penduduk

Andi Harun, Wali Kota Samarinda (Dok.IDN Times/Istimewa)

Meski demikian langkah Andi Harun tentu tak mudah. Menukil data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Samarinda belum memang memiliki kemampuan produksi pangan yang apik. Sepanjang 2020 lalu, Kutai Kartanegara menjadi kabupaten penghasil padi terbesar dengan 119.318,9 ton, kedua Penajam Paser Utara (PPU) 46.497,8 ton, Paser 44.909,1 ton, lalu Berau dengan 24.328 ton dan Kutai Timur di peringkat kelima dengan 16.697,5 ton.

Sementara posisi selanjutnya ada Samarinda yang bisa memproduksi 7,6 ribu ton, Mahakam Ulu 1,3 ribu ton, Kutai Barat 1,3 ribu ton, Balikpapan 428 ton dan Bontang berada di urutan terakhir dengan 368 ton.

Sementara dari catatan sensus penduduk 2020, jumlah warga Samarinda pada 2020 ada 827.994 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk periode 2010-2020 sebesar 1,26 persen per tahun. Itu artinya Samarinda memang harus kerja keras.

"Langkah pertama kami akan memproses lahan-lahan pertanian kita (Samarinda) agar tidak semakin kecil,” terangnya.

2. Ragam siasat menuju kemandirian pangan Samarinda

Suasana Samarinda jelang petang hari (Dok.IDN Times/Istimewa)

Saat langkah pertama sudah tuntas. Tentu ada tahapan lanjutan. Kata Andi siasat kedua adalah melakukan pendekatan dengan perusahaan agar tanah-tanah negara bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Dengan demikian luasan pangan bisa bertambah.

“Nah yang ketiga ialah menggunakan teknologi pertanian sehingga nantinya bisa bernilai tambah untuk nilai produksi pangan kita," terangnya.

Baca Juga: Cerita Millennial Samarinda, Menanam Tanpa Tanah Hasilkan Rupiah

Berita Terkini Lainnya