Perlu Infrastruktur Pendukung untuk Wujudkan Kota Cerdas di IKN

Penajam, IDN Times – Pembangunan kota cerdas Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) memerlukan berbagai infrastruktur pendukung. Termasuk di dalamnya infrastruktur aktif dan pasif.
Hal ini dikatakan oleh Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Prof Mohammed Ali Berawi. Dia menyampaikan potensi investasi dalam teknologi kota cerdas dalam pembangunan IKN pada kegiatan Indonesia-China Smart City Investment and Technology Expo diselenggarakan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), KADIN Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) dan China-ASEAN Information Harbor Co., Ltd. (CAIH).
“Untuk mendukung konektivitas 5G, infrastruktur aktif terdiri dari serat optik dan base transceiver station (BTS) tower. Kemudian, terkait infrastruktur pasif berupa multi-utility tunnel (MUT) yang digunakan untuk menampung beragam jaringan utilitas seperti kabel serat optik, listrik, dan jaringan pipa utilitas,” ujar Ali.
1. Untuk penuhi kebutuhan enam sektor pembangunan
Ia menambahkan, pada bagian aplikasi dibangun untuk memenuhi kebutuhan enam sektor pembangunan, meliputi sektor smart governance, transportasi dan mobilitas, gaya hidup, sumber daya alam dan energi, industri dan sumber daya manusia, serta pembangunan lingkungan dan infrastruktur.
“Berbagai paket investasi yang ditawarkan termasuk pembangunan infrastruktur energi sebesar 7 GW hingga 2045, sistem transportasi cerdas dan pembangunan smart building melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),” tuturnya.
Ali menambahkan, saat ini Otorita IKN telah menerima banyak pertemuan audiensi dari berbagai penyedia teknologi dari luar maupun dalam negeri. Lebih dari 200 Letter of Intent (LoI) yang diterima dan jumlahnya terus bertambah.
“Otorita IKN menyambut baik LoI yang masuk dan kemudian melanjutkan penandatanganan non-disclosure agreement (NDA) bagi pemberian data untuk pelaksanaan studi kelayakan proyek oleh calon investor,” ungkap Ali.
2. Pembangunan IKN dilakukan prinsip hardware, software dan brainware
Ia menyatakan, pembangunan IKN dilakukan prinsip pembangunan hardware, software, dan brainware. Hardware dan software diwujudkan dalam bentuk infrastruktur fisik dan sistem atau proses bisnis pengelolaan perkotaan yang baik.
Sementara itu, tambahnya, pembangunan brainware juga penting untuk menciptakan peningkatan kualitas dan kapasitas SDM dan entitas bisnis nasional untuk lebih kompetitif dan berdaya saing global.
Berbagai insentif telah diberikan untuk investor sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal Bagi Pelaku Usaha di Ibu Kota Nusantara.
"Kami mengundang berbagai investor dan partisipan dari Tiongkok pada acara tersebut untuk berinvestasi di Nusantara,” ujarnya.
3. Dukung Pemerintah di sisi instansi atau regulasi
Sementara itu, Ketua Umum INTI Teddy Sugianto menjelaskan, acara ini digelar dengan tujuan untuk mempromosikan kolaborasi sinergi antara pemangku kepentingan sektor publik dan swasta dalam mendatangkan investasi, pengembangan dan pembangunan daerah yang berkelanjutan di Indonesia.
“Khususnya IKN yang akan menjadi kebanggaan bangsa kita, sesuai dengan amanat dan cita-cita bapak Presiden Joko Widodo,” sebutnya.
Presiden Direktur CAIH sekaligus sebagai perwakilan KADIN Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Loretta Thamrin menyatakan dukungan investasi pada sektor smart city IKN.
Pihaknya mendukung program Pemerintah dari sisi instansi atau regulasi untuk perkembangan IKN mewujudkan Nusantara sebagai kota cerdas.
“Kegiatan ini, digelar dalam rangka menunjukkan upaya-upaya inovatif yang dapat dilakukan pada ekosistem kota dan memperkuat Kemitraan Strategis Komprehensif antara Indonesia-Tiongkok dalam kerja sama maupun investasi dalam pembangunan kota pintar di Indonesia,” pungkasnya.
Baca Juga: Pelaku Tambang Batu Bara Ilegal di Samarinda Dibekuk Polisi