Sungai Lawe-lawe Surut, Sebagian Warga PPU Kesulitan Air Bersih

Penajam, IDN Times - Sebagian warga di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) yang merupakan pelanggan air Perumda Air Minum Danum Taka (AMDT) mengaku kesulitan air bersih. Kekurangan air juga terlihat dari surutnya air di Sungai Lawe-lawe.
Karena tidak mendapatkan aliran air bersih yang bersumber dari Perumda AMDT, warga terpaksa memperoleh air bersih dengan cara membeli di pedagang air seharga Rp80 ribu per tandon ukuran 1.200 liter.
“Saya terpaksa membeli dari pedagang air seharga Rp160 ribu untuk satu tandon. Sebab air itu sangat kami butuhkan untuk rumah tangga. Kami berharap distribusi air kembali normal,” ujar Santi warga Kelurahan Nenang, Penajam, kepada IDN Times, Selasa (31/10/2023).
1. Terpaksa gunakan air galon untuk buang air besar
Senada dengannya, Erna, Warga Nipah-Nipah, Penajam, mengaku sangat kesulitan membeli air dari pedagang air, karena kalah dengan warga yang telah lebih dahulu memesannya. Sehingga ia terpaksa menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan di rumahnya.
“Kalau mandi masih bisa kami tahan, tetapi kalau untuk buang air atau hajat jelas tidak bisa ditahan, sehingga terpaksa kami gunakan air galon," akunya.
Ia berharap kondisi ini menjadi evaluasi pemerintah daerah, agar ketika kemarau panjang, warganya tidak mengalami kesulitan seperti ini. Sebab air sangat penting dan vital untuk kehidupan.
Baca Juga: APBD Perubahan Kabupaten Penajam 2023 Bertambah Rp204 Miliar
2. Debit air sungai semakin surut dan kering
Terpisah, Direktur Perumda AMDT, Abdul Rasyid mengakui saat ini debit air sungai atau embung merupakan sumber air baku utama produksi air bersih milik Perumda AMDT terus mengalami penurunan dan sebagian mengering karena dampak dari kemarau.
“Karena debit air sungai atau embung Lawe-Lawe yang melayani Kecamatan Penajam semakin surut dan kering, sehingga mempengaruhi jumlah air yang terdistribusi ke pelanggan yakni aliran sangat kecil bahkan ada pelangga yang sama sekali tidak menerima aliran air tersebut,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa sejak tadi malam tekanan air hanya mencapai 4 bar saja, di mana kapasitas produksi hanya sebanyak 50 liter per detik. Tentu ini akan memmengaruhi jumlah distribusi air ke pelanggan di Kecamatan Penajam. Sebelumnya kapasitas produksi mencapai 110 hingga 120 liter per detik dengan tekanan 7 bar.
Meskipun hanya tekanan mencapai 4 bar saja, sambung Rasyid, namun distribusi masih 100 persen mengalir tapi debitnya kecil. Sehingga pihaknya masih mengupayakan meningkatkan tekanan yang berdampak pada kapasitas produksi.
“Kami masih melakukan upaya, salah satunya adalah dengan memanfaatkan air yang tergenang di bendungan Lawe-Lawe, karena di hulu sungai sudah kering. Walaupun ada, air itu sudah habis di jalan,” tukasnya.
3. Usahakan air genangan Bendungan Lawe-Lawe
Selain itu, tim Perumda AMDT terus menelusuri kondisi air baku di hulu yang merupakan genangan rawa. Namun tetap tidak secara signifikan volume air yang terdistribusi berkapasitas produksi 50 liter per detik dengan tekanan 4 bar dari 110-120 liter per detik dengan tekanan 7 bar.
Pihaknya juga mengusahakan pemompaan untuk mengalirkan air genangan di bendungan Lawe-lawe sebagai solusi terakhir, dan mematikan total produksi Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) kapasitas 200 liter per detik dan mengalihkan ke WTP 50 liter per detik.
“Kami akui pelanggan jadi rebutan air, Bahkan ada yang menggunakan mesin pompa atau sedot air akibatnya sebagai tidak mendapatkan air. Kami meminta pelanggan bersabar kami masih cari solusi dan semoga air di bendungan Lawe-Lawe bisa kami alirkan,” tukasnya.
4. Telah beri imbauan penghematan air
Dikatakannya, terkait persoalan ini pihaknya telah mengeluarkan surat imbauan penghematan air kepada para pelanggan wilayah pelayanan Kecamatan Penajam, Sepaku, Waru dan Babulu, sehubungan dengan musim kemarau panjang yang melanda sekarang. Akibatnya terjadi penurunan drastis debit air Sungai atau embung milik Perumda AMDT yang merupakan sumber air baku utama dalam memproduksi air bersih.
“Kami juga telah sampaikan bahwa saat ini kapasitas produksi air minum atau bersih telah diturunkan, sehingga berdampak besar pada pendistribusian air di wilayah pelayanan kami seperti air tidak mengalir dan kualitas air menurun,” ujarnya.
Imbauan penghematan air itu antara lain, menggunakan air secukupnya, menampung air pada bak, drum dan tandon yang tersedia, tutup kran air apabila sudah penuh, jangan tinggalkan rumah apabila sedang mengisi air dan melaporkan kepada petugas apabila melihat kebocoran pipa ke nomor Whatsapp CS 0892-1210-2436.
“Kita saat ini sedang mengupayakan cadangan air di bendungan Lawe-Lawe yang akan dialirkan dengan pompa sedot. Dimana diprediksi mampu bertahan selama dua minggu kedepan jika kita optimalkan 110 liter per detik,” pungkasnya.
Baca Juga: 90 Hektare Lahan di Penajam Hangus Terbakar