Stop Dapur Umum, Balikpapan Fokuskan Pasien COVID-19 ke Isoter

PPKM level 4 Balikpapan diperpanjang

Balikpapan, IDN Times - Pemkot Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) menghentikan program dapur umum untuk makanan gratis bagi pasien COVID-19 isolasi mandiri. Pemerintah daerah memfokuskan penanganan pasien terpapar virus agar menjalani perawatan di isolasi terpusat (isoter) di lokasi sudah ditentukan. 

“Sudah kita setop, dapur umum itu sejak kemarin,” ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan Purnomo, Rabu (25/08/2021).

1. Warga diarahkan untuk isoter

Stop Dapur Umum, Balikpapan Fokuskan Pasien COVID-19 ke IsoterRumah isolasi mandiri pasien COVID-19 di Balikpapan. (IDN Times/Hilmansyah)

Purnomo mengatakan, pemberian makanan gratis hanya difokuskan bagi pasien menjalani perawatan di ruangan isoter Balikpapan. Sementara ini, pemerintah sudah membentuk isoter di sejumlah lokasi di antaranya Embarkasi Haji Batakan, Hotel Grand Tiga Mustika, Wisma Sylva Lestari, Wisma Atlet, dan tempat lainnya.

“Sudah selesai karena yang isoman sudah berkurang. Kemudian juga sudah kita arahkan ke isoter,” ujarnya.

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memang memerintahkan agar kota/kabupaten di Kaltim agar fokus dalam penanganan isoter COVID-19. Sebelumnya, pasien isoman memperoleh jatah makanan gratis tiga kali sehari lewat dapur umum sudah dibentuk. 

Baca Juga: Ketentuan PPKM di Kaltim Belum Berubah, Lima Daerah Masuk Level 4 

2. Warga yang terpapar langsung ditangani DKK Balikpapan

Stop Dapur Umum, Balikpapan Fokuskan Pasien COVID-19 ke IsoterDapur umum di Balikpapan Kaltim. ((IDN Times/Hilmansyah)

Pasien isoman Balikpapan, kata Purnomo saat ini wajib memperoleh perawatan isoter bagi mereka bergejala hingga kondisi berat. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan akan menangani langsung proses pengobatan mereka di lokasi isoter, 

“Maka kini seluruhnya ditangani Dinas Kesehatan Kota (DKK), “ tegasnya.

Purnomo mengatakan, penanganan secara terpusat dianggap lebih efektif dalam memutus mata rantai penanganan COVID-19 di Balikpapan. Pasalnya,  pasien isoman ini sangat sulit untuk termonitor dengan baik.

“Akibatnya banyak kasus kematian, terutama warga yang isoman dan terlambat dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.

3. PPKM level 4 efektif turunkan kasus warga terpapar

Stop Dapur Umum, Balikpapan Fokuskan Pasien COVID-19 ke IsoterPenutupan akses jalan protokol di Balikpapan Kalimantan Timur. (IDN Times/Hilmansyah)

Sementara itu Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 sudah diperpanjang hingga 3 kali. Efeknya sudah langsung terlihat di mana sukses menurunkan lajut penularan  COVID-19.

“Kita mendapatkan hasil yang signifikan dari 600 kasus per hari menjadi 80 kasus per hari,” ujarnya.

Di awal diterapkan di pertengahan Juli kasus positif COVID-19 mencapai 600 kasus per hari. Jumlah itu disebabkan oleh virus corona varian Delta.

Saat itu juga angka kematian pasien positif pernah mencapai 40 kasus per hari, sebagai imbas pasien yang menumpuk di rumah sakit yang menangani pasien COVID-19.

Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) bahkan terpaksa menolak pasien karena sudah melebihi kapasitas yang tersedia, di mana pasien sudah ada yang dirawat di lorong-lorong.

Setelah tiga kali diperpanjang, katanya, pertambahan kasus positif kini 80 kasus saja dan 7 kematian. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit turun menjadi 41 kasus dari sebelumnya mencapai 100 persen. 

“Saat ini perpanjangan ke empat, dua pekan hingga Senin (6/9) mendatang, ini ikhtiar kita mudahan turun terus,” tutupnya.

Baca Juga: Resmi Beroperasi, Tol Balikpapan-Samarinda Gratis Dua Pekan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya