Diduga Frustrasi, Napi Rutan Samarinda Ditemukan Tewas Gantung Diri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times – Seorang warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Samarinda berinisial FA, 25 tahun, ditemukan tewas gantung diri di bilik selnya pada Selasa (25/2) pagi di Jalan Wahid Hasyim, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara.
Kuat dugaan narapidana narkoba ini nekat melakukan hal tersebut lantaran frustrasi atas perkara yang menjeratnya.
Namun demikian, Kepala Rutan Kelas IIA Samarinda, Taufiq Hidayat menepis dugaan tersebut. Pasalnya selama dua tahun menjadi warga binaan di rutan, perilaku FA tak menunjukkan gelagat depresi.
“Memang gak ada yang aneh, ini juga yang bikin kaget,” ujarnya saat ditemui di kantornya pada Selasa (25/2).
1. Sebelum bunuh diri, korban sempat keluar-masuk bilik sel
FA ditemukan tak bernyawa oleh rekan satu selnya. Dalam kamar tahanan, FA tak sendiri, ada 24 warga binaan lainnya. Dari penyelidikan internal petugas, sesaat sebelum kejadian korban terlihat beberapa kali keluar dan masuk bilik selnya.
Seharusnya pagi itu, dia bersama warga binaan lain senam pagi dan kerja bakti seperti biasa. Namun FA tak melakukan kegiatan rutin tersebut.
“Makanya temannya itu curiga dan masuk ke sel. Dan saat itulah dia ditemukan tergantung di dinding,” katanya.
Baca Juga: Begal Payudara Beraksi di Samarinda, Korban Lebih dari Satu Perempuan
2. Satu keluarga di dalam rutan karena narkoba
Kabar meninggalnya salah satu warga binaan dengan cepat menyebar, kedua orangtuanya pun langsung menerima informasi tersebut.
Kata Taufiq, ayah dan ibu FA juga tersandung kasus narkoba. Namun hukuman ketiganya berbeda-beda, lebih dulu menjadi warga binaan adalah ayah FA dengan hukuman lima tahun penjara, disusul FA dengan masa hukuman sama, disusul ibunya dengan vonis 8 tahun penjara.
“Ya, satu keluarga. Orangtuanya juga gak menyangka. Kan bapaknya satu sel dengan FA, selama itu gak ada pembicaraan yang mengarah ke depresi atau stres,” tambahnya.
3. Pihak rutan menyerahkan semuanya ke polisi untuk proses penyelidikan
Polisi yang menerima kabar tersebut langsung olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Sementara jasad FA dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk jalani visum et repertum. Sekali lagi Taufiq menegaskan jika FA kehilangan nyawa karena bunuh diri, bukan yang lain seperti penganiayaan oleh warga binaan lain.
“Gak ada tanda-tanda kekerasan, kami serahkan semuanya dengan polisi,” pungkasnya.
Baca Juga: Ini Pesan Terakhir Sang Napi sebelum Meninggal di Rumah Sakit