LPJK Kaltim: Ditabrak Terus, Jembatan Mahakam Bisa Runtuh

Delapan tahun lalu, Kaltim punya riwayat jembatan runtuh

Samarinda, IDN Times - Jembatan Mahakam selesai dibangun pada 1986. Usianya sudah 33 tahun. Tiga dekade sudah dilewati. Meski demikian, infrastruktur tentu tak bisa menghindari usia.

Itu sebabnya jalur penghubung kota Samarinda dengan Samarinda Seberang itu harus dijaga agar terhindar dari petaka tabrakan. Sayangnya, hal tersebut tak terjadi sebab saban tahun jembatan disenggol tongkang atau tugboat.

"Jembatan punya risiko roboh juga," ucap Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kaltim Heru Cahyono, pada Selasa (19/11).

1. Kaltim punya riwayat jembatan runtuh delapan tahun lalu

LPJK Kaltim: Ditabrak Terus, Jembatan Mahakam Bisa RuntuhKetua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kaltim Heru Cahyono (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dia mengatakan, perlu diingat Kaltim punya historis jembatan runtuh pada 26 November 2011. Adalah Jembatan Kukar yang menghubungkan Tenggarong dan Tenggarong Seberang yang saat itu alami petaka.

Pembangunan jembatan ini mulai pada 1995 dan selesai pada 2012, bentuknya serupa dengan Jembatan Golden Gate di San Francisco, California.

Semua jembatan punya risiko, apalagi fondasinya berulang kali ditabrak, termasuk Jembatan Mahakam

"Mestinya pemerintah bisa mengantisipasi dan melakukan pengawasan ketat," terangnya.

Baca Juga: Pesut Mahakam, Mamalia Langka Maskot Kalimantan Timur

2. Berulang kali pilar utama ditabrak tongkang saat melintas

LPJK Kaltim: Ditabrak Terus, Jembatan Mahakam Bisa RuntuhIlustrasi Jembatan Mahakam (IDN Times/Yuda Almerio)

Sebagai informasi, informasi yang dihimpun IDN Times, saban tahun jembatan yang mulai dibangun 1982 itu memang kerap ditabrak tongkang atau tugboat. Misal pada 23 Januari 2010, tongkang yang mengangkut serpihan kayu menyeruduk pilar jembatan. Konstruksi jembatan ikut terganggu. Akses di jembatan sempat ditutup.

Kemudian, pada 30 September 2011, pilar tiga jembatan ditabrak lima tongkang yang mengangkut batu bara secara bergantian. Kejadiannya malam hari. Jembatan mengalami keretakan.

Pada 15 Desember 2012, tongkang kembali menabrak pilar tiga Jembatan Mahakam. Bahkan, benturan itu membuat jembatan bergoyang. 

Lalu, pada 27 Desember 2015, tongkang yang mengangkut batu bara menabrak pilar tiga Jembatan Mahakam. Akibat benturan itu, terjadi kerusakan pada pilar bagian bawah. Selimut beton pilar bagian bawah juga terkelupas.

Lantas, pada 25 Januari 2016, pengendara sepeda motor dan mobil di Jembatan Mahakam sempat kaget. Sebab, diduga sebuah tongkang pengangkut batu bara menabrak pilar tiga jembatan.

Pada April 2018 hal yang sama kembali terjadi. Sementara untuk 2019 ini saja pilar jembatan sudah tiga kali tertabrak. Pertama 29 April, kedua 30 Juni, teranyar pada 17 November.

"Masak iya kejadian yang sama terus terulang. Sampai sekarang tak jelas entitas yang harus menindak. KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) Samarinda juga gak punya kekuatan," katanya.

3. Mengusulkan membangun fender jembatan

LPJK Kaltim: Ditabrak Terus, Jembatan Mahakam Bisa RuntuhIlustrasi kapal tongkang (IDN Times/Yuda Almerio)

Dia menambahkan, yang sering terkena senggol atau tertabrak itu adalah pilar tiga (P3) atau pilar utama. Pilar ini menjadi rawan lantaran dekat dengan jalur lintas kapal. Bila terus berulang tanpa ada pengaman bisa ambruk.

Dari hasil forensic engineering LPJK Katim, pilar jembatan harus ada fender yang berfungsi melindungi pilar. Sebab, konstruksi utama jembatan dan pilar tak didesain untuk menahan benturan. 

"Maka dari kami mengusulkan untuk membangun fender di pilar utama. Informasi terakhir, akan ada tender mengenai fender tapi sampai sekarang belum ada kabar," pungkasnya.

Baca Juga: Pilar Utama Jembatan Mahakam Ditabrak Tongkang, Wagub Hadi Berang

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya