Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Gen Z Sering Bikin Bos Gregetan? Ini 3 Alasannya dan Solusinya!

ilustrasi Gen-Z saat bekerja (pexels.com/Andy Barbour)

Samarinda, IDN Times - Generasi Z dikenal kreatif, melek teknologi, dan penuh inovasi. Tapi di dunia kerja, mereka sering bikin bos geleng-geleng kepala. Bukan karena mereka buruk, tapi ada kesenjangan cara berpikir dan bekerja yang bikin Gen Z dan bos dari generasi sebelumnya sering nggak nyambung.

Nah, ini dia tiga alasan kenapa Gen Z kadang kurang disukai bos-plus solusinya biar hubungan kerja tetap asyik!

1. Komunikasi yang "to the point" dan blak-blakan

ilustrasi berbicara to the point (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Gen Z terbiasa berbicara langsung, tanpa basa-basi. Mereka lebih suka komunikasi yang cepat, to the point, dan nggak bertele-tele. Tapi bagi bos yang terbiasa dengan gaya komunikasi formal, ini bisa dianggap kurang sopan atau bahkan menantang hierarki di kantor.

Solusinya: Tetap lugas, tapi imbangi dengan kesopanan. Sesuaikan cara komunikasi dengan budaya kantor dan tunjukkan respek terhadap atasan. Jangan asal kritik, tapi berikan solusi konkret agar kritikmu lebih diterima.

2. Menjaga work-life balance, tapi dianggap kurang loyal

ilustrasi Generasi Z (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Gen Z sangat menghargai keseimbangan hidup dan nggak mau kerja lembur tanpa alasan jelas. Mereka percaya bahwa kesehatan mental dan waktu pribadi sama pentingnya dengan produktivitas. Tapi bagi beberapa bos yang terbiasa dengan kerja lembur, ini bisa dianggap kurang dedikasi.

Solusinya: Jelaskan pentingnya keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi secara profesional. Tunjukkan bahwa kamu tetap bisa memberikan hasil terbaik tanpa harus mengorbankan waktu pribadi. Fokus pada efisiensi kerja, bukan sekadar jumlah jam kerja.

3. Harapan yang tinggi pada kemajuan karier

ilustrasi Gen-Z saat bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Gen Z ingin cepat berkembang, belajar hal baru, dan naik jabatan. Mereka punya ekspektasi tinggi terhadap pertumbuhan karier. Kalau nggak ada peluang yang sesuai, mereka cenderung cepat kehilangan motivasi atau bahkan resign lebih cepat.

Solusinya: Alih-alih langsung kecewa, komunikasikan harapanmu dengan atasan. Tanyakan kesempatan belajar atau proyek yang bisa membantumu berkembang. Kalau kesempatan nggak datang dengan cepat, tetap tunjukkan kerja keras agar potensimu terlihat.

Beda generasi, beda cara kerja. Tapi bukan berarti Gen Z dan bos nggak bisa akur. Dengan memahami perbedaan ini dan mencari solusi yang tepat, Gen Z bisa tetap jadi diri sendiri tanpa bikin bos gregetan. Intinya, komunikasi yang baik dan profesionalisme tetap jadi kunci utama!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us