Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Media Sosial Bikin Males Baca? Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Waspada!

ilustrasi membaca buku (pexels.com/@an-d-ng-le-h-ng-3678994)

Samarinda, IDN Times - Gak bisa lepas dari media sosial? Tenang, kamu gak sendirian! Notifikasi yang terus berdatangan dan konten yang selalu menarik bikin kita betah scrolling berjam-jam. Tapi sadar gak sih, kalau kebiasaan ini bisa bikin kita makin jauh dari buku dan kehilangan fokus dalam membaca?

Buat kamu yang dulu suka baca novel atau buku favorit tapi sekarang susah banget nemu waktu buat itu, bisa jadi media sosial adalah penyebabnya. Yuk, simak 5 alasan kenapa media sosial bisa bikin kita makin malas membaca!

1. Arus informasi yang cepat membuat kita mudah teralihkan

ilustrasi menatap layar telepon genggam (pexels.com/cottonbro)

Di era digital yang serba cepat, perhatian kita jadi gampang terpecah. Media sosial dirancang untuk bikin kita terus scrolling dengan asupan konten tanpa henti. Akibatnya, otak kita terbiasa berpindah dari satu hal ke hal lain dalam hitungan detik.

Karena kebiasaan ini, kita jadi makin sulit buat fokus dalam jangka waktu lama, termasuk saat membaca buku. Padahal, buat bener-bener menikmati cerita atau memahami isi buku, kita butuh konsentrasi penuh.

2. Media sosial mengubah cara kita dalam mencerna informasi

ilustrasi seorang remaja di antara tumpukan buku (pixabay.com/alexandra_koch-621802)

Membaca buku butuh interaksi aktif—kita harus menganalisis, memahami, dan menghubungkan ide-ide yang ada. Tapi, media sosial mengajarkan kita buat menyerap informasi dengan cara yang lebih instan: lewat video pendek, meme, atau teks singkat.

Lama-kelamaan, otak kita jadi terbiasa menerima informasi secara instan tanpa perlu berpikir panjang. Ini bikin kita gampang bosan kalau harus membaca teks yang lebih panjang dan kompleks, seperti novel atau buku nonfiksi.

3. Kesenangan sesaat dari media sosial memengaruhi ketekunan kita dalam membaca

ilustrasi membaca buku (pexels.com/muhammad-rifki-adiyanto-294769)

Media sosial ngajarin kita buat cari kepuasan instan. Tinggal scroll sedikit, kita langsung dapet hiburan. Komentar, like, dan share juga bikin kita merasa cepat terlibat tanpa perlu usaha besar.

Sebaliknya, membaca buku butuh kesabaran. Kita harus meluangkan waktu dan usaha buat menyelami isi cerita. Karena terbiasa dengan hal yang serba cepat, kita jadi makin susah menikmati proses membaca yang butuh ketekunan lebih.

4. Budaya membandingkan diri dengan orang lain membuat kita susah menikmati bacaan

ilustrasi perempuan lelah membaca buku (pixabay.com/ivxintong-2367913)

Di media sosial, kita sering melihat kehidupan orang lain yang terlihat "sempurna"—mulai dari pencapaian, hubungan, sampai gaya hidup. Ini bisa bikin kita tanpa sadar membandingkan diri sendiri dengan mereka.

Akibatnya, kita jadi lebih sibuk stalking dan membandingkan diri daripada menikmati waktu untuk membaca. Padahal, buku bisa ngasih kita perspektif baru dan pengalaman yang jauh lebih berharga dibanding sekadar melihat highlight hidup orang lain di medsos.

5. Arus informasi yang deras membuat kita kewalahan dalam menerima informasi

ilustrasi perempuan menatap layar handphone (pexels.com/mikoto)

Setiap hari, kita dibombardir dengan informasi dari berbagai sumber—mulai dari berita, tren viral, sampai drama di media sosial. Ini bikin otak kita selalu dalam mode “sibuk” dan kesulitan buat fokus pada satu hal dalam waktu lama.

Karena otak udah lelah dengan berbagai informasi singkat yang terus masuk, kita jadi kurang sabar buat menikmati bacaan panjang yang butuh lebih banyak waktu dan pemahaman mendalam.

Gak bisa dipungkiri, media sosial adalah bagian dari hidup kita. Tapi kalau kita gak hati-hati, kebiasaan scrolling bisa bikin kita kehilangan fokus dan makin jauh dari dunia buku.

Coba deh, luangkan waktu sejenak untuk detox dari media sosial dan kembali menikmati serunya membaca. Siapa tahu, kamu bisa menemukan kembali kesenangan yang dulu pernah kamu rasakan saat menyelami cerita dalam buku favoritmu! Jadi, siap buat mulai baca lagi?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
SG Wibisono
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us