Angka Pengangguran di Kaltim Menurun berkat Pertumbuhan Ekonomi

Balikpapan, IDN Times - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalimantan Timur (Kaltim) optimistis angka pengangguran di provinsi ini terus mengalami penurunan. Hal ini tak lepas dari membaiknya pertumbuhan ekonomi Kaltim, terutama dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Persentase pengangguran terbuka di Kaltim sepertinya membaik dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Kepala Disnakertrans Kaltim, Rozani Erawadi, kepada IDN Times, Selasa (31/12/2024).
1. Data BPS Kaltim

Optimisme tersebut didukung data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan tren penurunan tingkat pengangguran terbuka selama tiga tahun terakhir. Berikut data tingkat pengangguran terbuka Kaltim berdasarkan laporan BPS:
- 2024: 5,14 persen
- 2023: 5,31 persen
- 2022: 5,71 persen
BPS juga mencatat jumlah angkatan kerja Kaltim per Agustus 2024 mencapai 2.083.469 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.976.447 orang telah bekerja, meningkat 129.152 orang dibandingkan Agustus 2023.
Sektor konstruksi menjadi kontributor utama peningkatan penyerapan tenaga kerja dengan tambahan 29.078 pekerja. Namun, sektor jasa perusahaan justru mengalami penurunan terbesar, kehilangan 7.358 tenaga kerja.
Meski angka pengangguran menurun, BPS juga mencatat kenaikan persentase setengah pengangguran sebesar 4,61 persen, meningkat 1,16 persen poin dari tahun sebelumnya. Sementara itu, pekerja paruh waktu meningkat menjadi 19,95 persen, naik 1,03 persen poin dibandingkan Agustus 2023.
2. PHK di sektor tambang batu bara

Rozani mengungkapkan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pertambangan batu bara di Kabupaten Berau. Ia mencatat, sektor tersebut mulai dianggap tidak ekonomis.
"Bila laporan resmi Disnaker di kabupaten/kota masuk, kami akan memantau lebih lanjut. Namun, hingga kini, PHK yang terjadi kemungkinan hanya ratusan orang, mirip dengan tahun lalu di mana tercatat 359 tenaga kerja terkena PHK," jelas Rozani.
Meski demikian, Disnakertrans Kaltim menekankan pentingnya perusahaan memenuhi hak karyawan yang terdampak PHK.
3. Pertumbuhan ekonomi tetap stabil

Kendati ada potensi PHK di sektor tambang, Rozani menilai perekonomian Kaltim masih tumbuh stabil, berkat andalan komoditas utama seperti batu bara dan kelapa sawit. Harga batu bara kini berada di kisaran USD 125 per metrik ton, sementara crude palm oil (CPO) stabil di level 4.925 MYR per ton di Bursa Malaysia.
"Pertumbuhan ekonomi Kaltim cukup membantu menekan angka pengangguran terbuka. PHK yang terjadi lebih disebabkan faktor teknis, seperti lokasi tambang yang sudah tidak ekonomis. Namun, tenaga kerja yang terkena PHK masih berpotensi diserap oleh perusahaan lain," ujar Rozani.
Ke depan, Disnakertrans Kaltim akan terus memantau kondisi tenaga kerja dan mengupayakan stabilitas lapangan pekerjaan agar dampak ekonomi tetap positif bagi masyarakat.