Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pengusaha Pangkalan Tepis Isu Elpiji Langka, Stok Selalu Ada

. Salah satu pemilik pangkalan, Ahmad Abdullah Bayasut, mengatakan, stok elpiji 3 kilogram dari agen tak pernah telat. (IDN Times/Erik Alfian)
. Salah satu pemilik pangkalan, Ahmad Abdullah Bayasut, mengatakan, stok elpiji 3 kilogram dari agen tak pernah telat. (IDN Times/Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times - Pemilik pangkalan elpiji di Balikpapan menepis adanya isu kelangkaan gas melon. Salah satu pemilik pangkalan, Ahmad Abdullah Bayasut, mengatakan, stok elpiji 3 kilogram dari agen tak pernah telat.

"Stoknya selalu ada, setiap minggu saya dapat jatah dua kali pengiriman. Totalnya 200 tabung," kata Bayasut ditemui di pangkalan elpiji miliknya di Jalan Jenderal A Yani, Balikpapan, Senin (3/2/2025).

1. Pangkalan prioritaskan warga sekitar

Pemilik pangkalan elpiji, Ahmad Abdullah Bayasut, mengaku lebih memprioritaskan warga sekitar. (IDN Times/Erik Alfian)
Pemilik pangkalan elpiji, Ahmad Abdullah Bayasut, mengaku lebih memprioritaskan warga sekitar. (IDN Times/Erik Alfian)

Bayasut menambahkan, selama ini dirinya lebih memprioritaskan pembeli yang merupakan warga sekitar pangkalan. "Ada tiga RT yang biasanya saya layani, RT 56, 57, dan 58 Kelurahan Gunung Sari Ilir," kata dia.

Setelah kebutuhan warga tercukupi, stok yang masih ada biasanya baru dia jual kepada warga dari RT lain yang datang membeli. Itupun, kata Bayasut, akan dia mintai keterangan dulu, termasuk menunjukkan KK.

"Karena kan kita tidak tahu, apakah dia itu beli untuk dipakai sendiri atau diecer lagi. Jadi saya biasanya banyak bertanya kalau bukan warga sini," ungkap dia.

2. Akui kesulitan bedakan pengecer

Salah satu pemilik pangkalan, Ahmad Abdullah Bayasut, menunjukkan aplikasi MAP (Merchant Apps  Pangkalan Pertamina) untuk mengidentifiaksi konsumen. (IDN Times/Erik Alfian)
Salah satu pemilik pangkalan, Ahmad Abdullah Bayasut, menunjukkan aplikasi MAP (Merchant Apps Pangkalan Pertamina) untuk mengidentifiaksi konsumen. (IDN Times/Erik Alfian)

Bayasut mengakui cukup kesulitan membedakan pengecer dengan pembeli yang memang untuk keperluan rumah tangga atau UMKM. "Kalau di luar warga tiga RT jelas sulit. Kan mereka juga datang dengan membaw satu tabung saja," kata dia.

Hanya saja, terkadang jika pembeli datang dengan membawa tabung elpiji 3 kg dalam jumlah banyak, dia akan menolak. "Kemungkinan besar itu pengecer, ya tidak dilayani," tegas dia.

3. Satu tabung untuk satu keluarga

Ilustrasi penerima elpiji 3 kilogram. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Ilustrasi penerima elpiji 3 kilogram. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Dia menambahkan, saat ini Pertamina sudah mengeluarkan aturan baru, di mana pembelian tabung gas elpiji 3 kg adalah satu tabung. Konsumen juga mesti menunjukkan KK saat akan melakukan pembelian.
"Ada juga kita cek di aplikasi yang dibuat Pertamina, namanya MAP (Merchant App Pangkalan)," jelas dia.

Sebagai pemilik pangkalan, Bayasut juga tak berani bermain-main dalam penyaluran elpiji 3 kg. Sebab, jika ketahuan melanggar, sanksi dari Pertamina sudah menanti.
"Kita tidak boleh menjual di atas HET Rp19 ribu. Kalau menjual sesuka hati bisa kena sanksi PHU (Pemutusan Hubungan Usaha).

4. Pengecer jual di atas HET

Ilustrasi warga membeli gas LPG. (IDNTimes/Dicky)
Ilustrasi warga membeli gas LPG. (IDNTimes/Dicky)

Andre, warga Sepinggan, mengaku kesulitan mendapatkan tabung elpiji 3 kilogram di level pengecer beberapa hari terakhir. "Iya sulit dapatnya, ketika dapat harganya mencapai Rp60 ribu per tabung," kata dia, Senin (3/2/2025).

Dia mengaku lebih memilih membeli di pengecer karena lebih dekat dan tak tahu keberadaan pangkalan yang dekat dengan rumahnya.
Dirinya juga mengakui harga paling rendah di level pengecer Rp25 ribu. "Itu kalau stok di pengecer banyak. Kalau sedikit seperti sekarang ya bisa sampai Rp60 ribu itu," jelas dia.

5. Ogah beli di pengecer

Gas LPG 3 kg bersubsidi. (dok. Pertamina)
Gas LPG 3 kg bersubsidi. (dok. Pertamina)

Berbeda dengan Andre, warga Gunung Sari Ilir, Maria, mengaku tak pernah kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram untuk keperluan sehari-hari. Sebab, dia selalu membeli di pangkalan.
"Saya selalu beli di pangkalan, selain stoknya selalu ada harganya juga sesuai dengan yang ditetapkan, yakni Rp19 ribu," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us