15 Tahanan Polsek Samarinda Kota Kabur setelah Jebol Dinding Sel

20 Okt 2025, 09:53 WIB

Ilustrasi tahanan polisi. IDN Times/Zainul Arifin

Samarinda, IDN Times – Sebanyak 15 tahanan Polsek Samarinda Kota kabur dari ruang sel pada Minggu (19/10/2025) sekitar pukul 14.00 WITA. Mereka melarikan diri dengan cara tidak biasa-menjebol kloset di ruang tahanan sebelum melubangi dinding di belakang kloset hingga bisa ke luar dari sel.

Kapolresta Samarinda, Komisaris Besar Polisi Hendri Umar, membenarkan peristiwa itu. Ia menyebut para tahanan menggunakan alat seadanya di dalam sel untuk melancarkan aksinya. Hingga Minggu malam, enam di antaranya berhasil ditangkap kembali, sementara sembilan lainnya masih dalam pengejaran.

1. Kabur lewat kloset, lubangi dinding berdiameter 40 cm

Ilustrasi tersangka diborgol. (IDN Times/istimewa)

Menurut Hendri, para tahanan nekat menjebol salah satu kloset di ruang tahanan, lalu melubangi dinding hingga terbentuk lubang berdiameter sekitar 35–40 sentimeter. Dari total 30 tahanan, separuhnya meloloskan diri.

“Mereka menggunakan pipa besi jemuran dan paku yang ada di dalam sel. Alat itu mereka potong dan manfaatkan untuk menjebol dinding,” jelas Kombes Hendri, Minggu (19/10/2025).

2. Diduga direncanakan sejak Jumat

Ilustrasi tersangka (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan pelarian ini tidak spontan. Aksi mereka diduga sudah direncanakan sejak Jumat (17/10/2025). Salah satu tahanan yang dianggap otak pelarian telah diamankan dan sedang dimintai keterangan.

“Ada tahanan yang berinisiatif mengajak yang lain. Dia sudah kami tangkap untuk pengembangan,” ungkap Hendri.

3. Enam sudah tertangkap, sembilan masih buron

Ilustrasi penangkapan (Foto: IDN Times)

Hingga pukul 19.00 WITA, tim gabungan Satreskrim, Unit Reskrim Polsek, dan Jatanras Polda Kaltim terus melakukan pengejaran. Dari 15 tahanan yang kabur, enam sudah berhasil diamankan kembali.

“Kami berusaha keras menangkap sembilan orang lainnya. Anggota juga mendatangi rumah para tahanan dan mengimbau mereka menyerahkan diri,” tutur Hendri.

Para tahanan yang kabur berasal dari berbagai kasus, mulai dari pencurian dengan pemberatan, curanmor, penggelapan, hingga persetubuhan anak di bawah umur.