9 Pelajar di Kalbar Diduga Keracunan Olahan Telur dan Oseng Kol MBG

Kayong Utara, IDN Times - Kembali terjadi, sebanyak 9 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 01 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga mengalami keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Senin (29/9/2025).
Korban tiba-tiba mengeluh sakit perut, mual, dan muntah usai menyantap menu MBG, yakni telur, oseng kol, dan tahu goreng. Pelajar tersebut langsung dibawa ke Puskesmas Teluk Melano.
Kepala Puskesmas Teluk Melano, Azwar membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, para siswa datang hampir bersamaan sekitar pukul 09.25 WIB dengan keluhan serupa.
1. Ambil sampel MBG

Usai menjalani pemeriksaan, tujuh korban diperbolehkan pulang dengan pengawasan petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Pulau Kumbang pada siang itu juga.
Atas insiden tersebut, Azwar mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel makanan serta muntahan pelajar. Sampel-sampel ini kemudian dikirim ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kalbar.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, makanan MBG yang dikonsumsi para pelajar ini berasal dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mitra Sejahtera di Jalan Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir.
2. Kepala SPPG sebut korban ada yang punya riwayat maag

Sementara itu, Kepala SPPG, Ansori mengatakan pihaknya saat ini masih mencari tahu penyebab pelajar di SMP PGRI 01 Simpang Hilir ini mengalami gejala tersebut. Langkah awal yang dilakukan, pihak SPPG telah mengambil sampel sisa makanan dan muntahan dari pelajar untuk diuji laboratorium.
“Untuk memastikan, sampel MBG dan muntahan itu, sekarang lagi diproses nanti dimasukkan ke laboratorium,” ucap Ansori, Selasa (30/9/2025).
Kepala SPPG ini juga bilang, untuk hasil dari pemeriksaan sementara, ada pelajar yang mempunyai riwayat penyakit maag kronis dan sebelum kejadian sempat makan mi pedas.
“Kami dari SPPG belum mengetahui pasti itu penyebabnya dari apa, namun informasi dari pihak sekolah dan keluarga salah satu pelajar itu memang punya riwayat penyakit maag kronis. Pelajar lainnya ditanya, katanya makan mi pedas, dan mereka langsung muntah,” terang Ansori.
3. Pastikan hidangan MBG lewati pemantauan ketat

Ansori memastikan menu hidangan MBG yang disajikan sudah melewati berbagai tahapan pemantauan yang ketat. Mulai dari tim SPPG dan ahli gizi ikut melakukan pemantauan dan pengecekan kondisi makanan.
“Untuk pengawas di dapur, kami cek dulu saat penerimaan bahan baku, apakah sesuai atau tidak. Ketika bahan baku tidak sesuai kami kembalikan,” jelasnya.
Kemudian ketika memasak, kata Ansori, itu ahli gizi dan Kepala SPPG memantau hingga proses pemorsian.
“Bahkan dari ahli gizi dan SPPG, sebelum didistribusikan kita mengadakan organo, cek dulu dimakan untuk dites ada perubahan atau atau seperti itu,” tukasnya.