Aksi Indonesian Fire Rescue Challenge Uji Ketangguhan Tim Penyelamat

Balikpapan, IDN Times - Hari keempat pelaksanaan Indonesian Fire Rescue Challenge (IFRC) ke-21, Minggu (27/10/2024), berbagai tim penyelamat dari perusahaan tambang mempertontonkan keterampilan mereka dalam serangkaian simulasi penyelamatan, termasuk memadamkan kebakaran dalam gedung, penyelamatan di air, dan evakuasi korban di bawah bangunan yang runtuh.
1. Skenario penyelamatan realistis

Keterangan tertulisnya, ajang yang berlangsung di gedung Garuda Nusantara Rescue PT Putra Perkasa Abadi (GRN PPA) di kawasan Km 13 Soekarno-Hatta ini menampilkan berbagai skenario penyelamatan realistis. Di lokasi ini, simulasi untuk ketiga kategori lomba tersebut diselenggarakan dengan pengaturan yang menyerupai situasi darurat sebenarnya. Simulasi evakuasi korban di bangunan runtuh dilaksanakan di bagian belakang gedung, sementara simulasi pemadaman kebakaran di dalam gedung dilakukan di area depan. Penyelamatan di air sendiri berlangsung di kolam renang yang berada di gedung sayap kiri GRN.
Pada simulasi penyelamatan korban di bawah bangunan runtuh, peserta dihadapkan pada situasi yang mendebarkan saat sirene ‘gempa’ berbunyi selama operasi penyelamatan berlangsung. Sesuai skenario, para penolong langsung berlindung untuk mengamankan diri.
2. Penyelamatan korban gempa bumi

Setelah ‘gempa’ mereda, mereka melanjutkan penyelamatan dengan mendeteksi korban yang terperangkap di ruang tertutup puing. Tim kemudian memutuskan membuka akses baru dengan memotong tembok menggunakan peralatan konstruksi seperti bor tembok dan mesin gergaji beton.
“Lubang yang dibuat harus berbentuk segitiga untuk mengurangi risiko tembok runtuh,” jelas Frank, salah satu juri dari Pertapindo (Perhimpunan Tanggap Darurat di Bidang Pertambangan Indonesia). Dengan terciptanya akses ini, tim akhirnya berhasil mengevakuasi korban dari reruntuhan.
Di kategori pemadaman kebakaran dalam gedung, tim tuan rumah PPA mendapat giliran tampil terakhir pada pukul 19.30. Penonton menyambut dengan antusias saat tim yang dipimpin oleh kapten regu, Putra, berhasil mengkoordinasikan anggotanya dengan baik. Mereka menyelesaikan misi pemadaman dan penyelamatan korban dalam waktu kurang dari 30 menit, memenuhi batas waktu yang ditetapkan.
3. Simulasi penyelamatan korban bencana

Lomba penyelamatan di air menuntut keterampilan tambahan, dengan tim penyelamat harus mengevakuasi dua penumpang dari sebuah mobil yang terperosok ke dalam kolam lumpur sedalam enam meter. Satu korban berhasil keluar dari mobil, sementara korban lainnya masih terjebak di dalam. “Penyelamat harus menyelam untuk mencapai korban,” ujar Peter van’t Wout, juri dan penilai medis dari Pertapindo asal Belanda.
Dengan kondisi air yang keruh dan jarak pandang nyaris nol, para penyelam menunjukkan keahlian tinggi dan ketelitian ekstra selama penyelamatan. “Setiap tim menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam hal teknik, penguasaan alat, dan kebugaran fisik,” kata Peter, yang memiliki latar belakang sebagai marinir di Angkatan Laut Belanda.
Ajang IFRC ke-21 ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis para peserta, tetapi juga menguji ketangguhan fisik dan mental mereka dalam situasi darurat yang realistis.