Aksi Sadis Oknum TNI Balikpapan, Habisi Kekasih dan Buang Jasadnya

Adegan intinya digambarkan ketika pelaku membawa korban ke TKP Jalan Transad KM 8, tembusan TPA Manggar, dengan merangkul dan mencekik korban di sana. Pelaku memang sebelumnya mengelabui korban dengan mengajaknya ke lokasi pembunuhan. 

Di tempat ini, pelaku dengan bengis langsung meringkus serta mencekik leher korban. Saat itu, ia pun sempat membisikkan kalimat ke telinga korban, bahwa sudah kadung kesal dengan korban. 

Saat korban sudah tak berdaya, pelaku lantas menyeret korban ke pinggiran tebing sekaligus menyayat nadi korban guna mengakhiri aksinya. 

“Pelaku memang memiliki pisau yang memang ditaruh di tasnya,” kata Taufik.

Aksi sadis oknum TNI ini ternyata tak berhenti sampai di situ saja. Dua minggu kemudian, pelaku ke TKP dan mendatangi kembali jasad korban. Saat itu pelaku datang untuk mengambil barang-barang korban dengan membawa plastik merah besar.

Karena kondisi jasad yang sudah membusuk dan terurai, pelaku pun mengangkat tengkorak kepala korban dan melemparkannya ke bawah tebing. Setelah itu, ia kemudian memasukkan barang-barang korban, baju ke dalam plastik merah yang dibawanya. 

Sekitar 2 kilometer ke arah Balikpapan Utara, tepatnya di lahan proyek Ruko The Harmoni, Jalan Transad, pelaku membawa baju korban ke sana dan membuangnya di bawah gorong-gorong di kawasan tersebut.

Awalnya pelaku turun dan masuk ke gorong-gorong yang diperkirakan dalamnya dua meter dan berjalan sekitar 15 meter menuju parit besar di seberangnya. Di lokasi ini lah pelaku membuang barang bukti milik korban. 

"Seperti yang diperlihatkan di semua adegan. Pelaku kembali ke TKP untuk mengambil baju dan rambut korban dan membuangnya di sana," terangnya.

Setelah membuang baju korban, pelaku kemudian menuju ke pembuatan batu bata, yang berlokasi sekitar 500 meter dari TKP pembunuhan ke arah Manggar, untuk membakar handphone korban. Saat sampai di TKP ini, pelaku sempat berdalih dengan menanyakan harga batu bata kepada seorang pria bernama Nise, yang diketahui merupakan pembuat batu bata di sana.

Kebetulan, saat itu sedang dilakukan pembakaran batu bata, tanpa banyak bicara pelaku mendekati pembakaran tersebut dan membuang handphone korban.

"Sempat ditanya kenapa dibuang. Tapi gak dijawab," kata Nise yang merupakan saksi 4, kepada IDN Times.

Setelah itu, pelaku meninggalkan lokasi dan menuju ke Jalan Proklamasi, dekat dengan TPAS Manggar, untuk membuang sepatu korban.

Lokasi yang didatangi pelaku usai melakukan pembunuhan rupanya cukup banyak. Sebelumnya, setelah membuang handphone korban, pelaku sempat mendatangi tempat sabung ayam. Namun tak dijelaskan lebih rinci sedang apakah dia di sana.

Setelah pembuangan sepatu, pelaku yang membawa motor korban saat itu pergi ke bengkel yang berada di Jalan Mulawarman dan membawa motor korban ke sana.

Diketahui, pelaku sempat meminta kepada saksi 5, yang seorang montir bengkel untuk membongkar motor korban. Tetapi ditolak oleh saksi, karena melihat kondisi motor korban yang masih bagus. Akhirnya motor tersebut ditinggalkan pelaku di bengkel tersebut.  Ia menuju warung makan dengan menumpang angkot. 

Penangkapan pelaku terkait kasus pembunuhan ini, memang tak mudah. Penyidik harus bersusah payah agar pelaku mau mengakui perbuatannya. Setelah dilakukan penahanan sejak 9 April 2021 lalu, selama seminggu masa interogasi pelaku menutup rapat mulutnya.

Hingga akhirnya pelaku menyerah dan memberitahu keberadaan korban. Diperkirakan juga, pelaku sudah hafal medan di TKP peristiwa nahas  itu.

Namun hingga saat ini, ada beberapa hal yang belum terungkap. Tas korban hingga baju persit tak ditemukan hingga sekarang.

Menurut keterangan saksi yang enggan disebutkan namanya, kepada IDN Times, ia mengaku memindahkan sejumlah bukti video dan foto ke dalam flash disk milik korban yang tersimpan dalam tas. 

Saat dikonfirmasi kepada Kapendam Kolonel Inf Taufik, pelaku belum mengakui hal tersebut kepada penyidik. Hingga kini barang-barang tersebut keberadaannya menjadi misteri.

Saat ini, proses kasus ini tinggal menunggu sidang akhir dalam proses persidangan militer. Taufik menyatakan, pelaku terancam dengan tuntutan maksimal yakni hukuman mati. Sesuai keterangan saksi dan alat bukti, pelaku diduga sudah dengan sengaja merencanakan aksi pembunuhan keji kekasihnya ini. 

"Ya dilihat dari kasusnya, itu bisa hukuman mati," ucapnya.