Banyak Pendatang, Dinkes PPU Sebut IKN Berpotensi Jadi Tempat Sebaran COVID-19

- Wilayah IKN di PPU memiliki potensi lonjakan COVID-19 karena ramai pendatang dari luar daerah.
- Fasilitas kesehatan di IKN harus siapkan ruang isolasi meskipun alat pemeriksaan COVID-19 kosong.
- Rapat koordinasi dilakukan untuk mewaspadai kasus COVID-19 di Kaltim dan kewaspadaan pada kelompok rentan.
Penajam, IDN Times - Wilayah Ibu Kota Negara (IKN) bernama Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) disebut memiliki potensi besar menjadi pemicu terjadinya lonjakan penyebaran virus Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) PPU, dr. Jansje Grace Makisurat pada Jumat (13/6/2025) melakukan rapat koordinasi dengan Puskesmas se-PPU terkait antisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah PPU.
“Iya wilayah Sepaku atau IKN memiliki potensi cukup tinggi penyebaran virus COVID-19 ini,” ujar Grace, panggilan akrab Kepala Dinkes PPU ini.
1. Waspadai pendatang dari luar daerah di IKN

Ia mengatakan alasan wilayah IKN dinilai memiliki potensi cukup tinggi, karena di daerah itu kini ramai pendatang dari luar daerah. Sehingga perlu diwaspadai pendatang tersebut, termasuk orang yang kerap melakukan perjalanan dari luar daerah.
“Yang kita waspadai mereka yang suka bepergian atau para pendatang dari luar daerah. Kan di IKN itu banyak orang keluar masuk dari luar daerah, dari mana-mana seluruh Indonesia datang, bahkan mungkin dari luar negeri, nah itu yang harus diwaspadai,” tegasnya.
Untuk itu, lanjut Grace, Dinkes PPU rencana pada bulan ini akan segera menjadwal untuk melakukan koordinasi dengan Otorita IKN. Hal ini guna melakukan langkah-langkah upaya cegah dini penyebaran virus COVID-19 ke wilayah PPU serta IKN.
“Segera kami akan koordinasikan dengan Otorita IKN, sekalian kami mau melihat kesiapan rumah sakit-rumah sakit yang ada di sana,” beber Grace.
2. Fasilitas kesehatan di IKN wajib siapkan ruang isolasi

Setidaknya, lanjut Grace, fasilitas kesehatan yang ada di IKN wajib menyiapkan ruang isolasi. Meskipun sekarang alat untuk pemeriksaan COVID-19 lagi kosong. Misalnya ada yang dicurigai terinfeksi harus diambil tindakan yang tepat, yakni langsung dirawat dan diisolasi, walaupun orang itu belum dinyatakan menderita COVID-19.
“Jika ada pekerja yang dicurigai segara dirawat dan diisolasi. Langkah ini sebagai bentuk cegah dini sebab segala sesuatunya kita harus antisipasi, walaupun gejala nya ringan.
Sebab masyarakat semua masih ada trauma terkait kasus COVID-19, karena banyak yang kehilangan keluarga, teman dan sahabat. Antisipasi ini kan supaya tidak ada kasus atau tidak ada lonjakan kasus. Sehingga semua harus disiapkan, termasuk kesiapan dari petugas kesehatan sendiri.
3. Gelar rapat koordinasi karena temuan kasus COVID-19 di Kaltim

Terkait dengan pelaksanaan rapat koordinasi hari ini, sebutnya, adalah sebagai tindak lanjut telah ditemukannya kasus COVID-19 di Kaltim. Di mana ada tiga warga yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda
“Infonya hasil tes antigen satu orang telah dinyatakan positif COVID-19, dan dua lagi masih menunggu hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dari laboratorium Banjarbaru, Kalimantan Selatan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, jelasnya, sebagai tindakan antisipasi dan cegah dini, maka hari ini Dinkes PPU menggelar rapat koordinasi dengan mengundang para pimpinan dan petugas Puskesmas, rumah sakit, serta klinik kesehatan di wilayah Kabupaten PPU untuk sama-sama mewaspadainya.
Selain itu, baru saja terbit surat edaran dari Bupati PPU, Mudyat Noor tentang kewaspadaan terhadap kasus COVID-19 di daerah. Sehingga pihaknya langsung menggelar rapat koordinasi antisipasi COVID-19 tersebut.
4. Berat pada kelompok-kelompok rentan

Menurutnya, virus jenis COVID-19 ini ringan, gejala nya pun ringan. Tetapi bisa menjadi berat kepada kelompok-kelompok yang rentan, misalnya lansia, apalagi orang dengan komorbid, kemudian anak-anak serta ibu hamil.
“Nah itu yang kita waspadai. Makanya kami segera laksanakan rapat koordinasi ini. Guna mengingatkan teman-teman yang bertugas di seluruh pelayanan kesehatan se PPU mewaspadainya,” ucap Grace.
Ia menerangkan, kewaspadaan teman-teman petugas kesehatan di PPU, bisa dilakukan dengan mengaktifkan lagi penyuluhan kepada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat. Kemudian ke sekolah-sekolah mengajak anak-anak untuk cuci tangan.
“Lalu bagi mereka yang sakit terutama flu dan batuk, wajib memakai masker kemanapun mereka pergi, termasuk ke fasilitas kesehatan. Tenaga kesehatan juga, dalam memberi pelayanan harus memakai masker,” pungkasnya.