Dapat Bantuan Alat PCR, Dinkes Balikpapan Butuh Renovasi Labkesda

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat bantuan berupa alat tes polimer chain reaction (PCR) dari Kementerian Kesehatan. Pengadaan alat tersebut berasal dari dana alokasi khusus (DAK).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, alat tersebut sudah tiba di Balikpapan dan ditempatkan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Balikpapan.
"Tapi untuk mengoperasionalkan alat PCR butuh ruangan khusus. Ruangan di Labkesda butuh direnovasi agar bisa dipergunakan," jelas Dio, sapaan Andi Sri (15/9/2021).
1. Butuh Rp800 sampai Rp900 juta ajukan di APBD Perubahan
Dio menjelaskan, pihak Dinkes telah menyampaikan kebutuhan ini agar dianggarkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) perubahan Kota Balikpapan.
Anggaran yang dibutuhkan kira-kira Rp800 juta hingga Rp900 juta. Renovasi yang dibutuhkan meliputi ruangan laboratorium yang menurutnya mesti diubah sesuai standar.
"Kalau belum direnovasi belum bisa digunakan alat PCR-nya. Standar PCR harus lab khusus," ujarnya.
2. Pengerjaan butuh waktu hingga sebulan

Nantinya, menurut dia, jika anggaran disetujui, pengerjaan bisa memakan waktu sekitar sebulan. "Minimal dua minggu. Ada yang sampai sebulan," terangnya.
Hingga saat ini Kota Balikpapan telah memiliki 12 laboratorium PCR. Jumlah ini, menurut Dio, terbanyak se Kaltim.
"Makanya kasus kita bisa terdeteksi dari situ. Karena lebih mudah kan tesnya," kata dia.
Selain akses mudah, tarif pun kini juga telah diturunkan. Untuk ruang laboratorium PCR tersebut, lanjut dia, mesti mengubah keseluruhan lantai laboratorium.
3. Kasus kumulatif Balikpapan

Hingga kini Balikpapan masih melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4. Kendati angka kasus Balikpapan sudah terlihat mulai menurun dibanding sebelumnya. Untuk diketahui, pada 16 September ini ada penambahan 11 kasus di Kota Balikpapan.
Sementara untuk selesai isolasi ada 36 orang, dan meninggal dunia 3 orang.
"Pasien di rumah sakit ada 98 orang, isolasi mandiri 311 orang. Jadi kasus aktif ada 409," beber Dio.