Dinkes Balikpapan Dukung Program Skrining Kesehatan Gratis

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah Kota Balikpapan mendukung penuh program skrining kesehatan gratis yang dicanangkan Kementerian Kesehatan. Saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan tengah melakukan berbagai persiapan, termasuk sosialisasi kepada masyarakat untuk mengunduh aplikasi SatuSehat.
"Aplikasi ini merupakan pengembangan dari PeduliLindungi yang sebelumnya kita manfaatkan saat pandemik COVID-19. Sekarang, aplikasi ini akan digunakan untuk mencatat hasil pemeriksaan kesehatan masyarakat secara langsung," ujar Kepala Dinkes Kota Balikpapan, Alwiati, Senin (20/1/2025), di Balai Kota Balikpapan.
1. Akses rekam medis secara digital

Aplikasi SatuSehat akan memudahkan masyarakat dalam mengakses rekam medis mereka secara digital. Alwiati menyebutkan, pelaksanaan program ini direncanakan sesuai arahan dari pusat, yakni pada 4 Februari 2025.
"Kami sudah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan. Dalam sepekan terakhir, Kementerian Kesehatan telah memberikan pelatihan secara daring kepada tenaga kesehatan dari berbagai fasilitas kesehatan, seperti puskesmas," jelasnya.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tenaga medis mengenai jenis-jenis penyakit yang masuk dalam kategori pemeriksaan gratis. "Selain puskesmas, pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya juga akan turut serta dalam program ini," tambah Alwiati.
2. Ada 10 klinik 27 puskesmas layani MCU gratis

Menariknya, layanan pemeriksaan kesehatan gratis ini dapat diakses masyarakat pada hari ulang tahun mereka. Berlaku secara nasional, masyarakat di Kota Balikpapan dapat mendaftar seminggu sebelum jadwal pemeriksaan guna memperlancar proses pelayanan.
"Jika datang mendadak tetap bisa dilayani, tetapi lebih baik mendaftar sebelumnya agar tenaga medis dapat mengatur jadwal dengan lebih baik," kata Alwiati.
Dinkes Kota Balikpapan telah menyiapkan 10 klinik dan 27 puskesmas untuk melayani program ini. Sebanyak 22 jenis penyakit akan disaring sesuai dengan kategori usia yang terbagi dalam lima kelompok, yaitu balita (0-4 tahun), remaja (7-17 tahun), dewasa muda (18-39 tahun), dewasa lanjut (40-59 tahun), dan lansia (60 tahun ke atas).
"Sebagai contoh, pada balita akan diperiksa kondisi seperti hipotiroid kongenital, penyakit jantung bawaan, kesehatan gigi dan mulut, serta talasemia. Sementara untuk dewasa, penyakit seperti hipertensi menjadi salah satu fokus pemeriksaan," paparnya.
3. Menunggu distribusi peralatan Kementerian Kesehatan

Alwiati menambahkan, peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan kesehatan masih menunggu distribusi dari Kementerian Kesehatan. Sementara itu, pengadaan bahan pemeriksaan akan didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). "Pemeriksaan ini sepenuhnya gratis bagi masyarakat, sementara kebutuhan bahan medis didukung oleh APBD," ujarnya.
Jika dalam pemeriksaan ditemukan indikasi penyakit tertentu, pasien akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Alwiati menegaskan, puskesmas harus siap dalam menangani kasus yang ditemukan selama skrining berlangsung.
"Target kami adalah seluruh penduduk Indonesia dapat memanfaatkan layanan MCU gratis ini. Ini adalah tantangan besar bagi sektor kesehatan, tetapi kami optimis dapat mewujudkannya," pungkasnya.