Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fasilitas Rumah Singgah di Balikpapan Minim sebagai Beranda IKN

Proyek-proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur. (dok. Waskita)

Balikpapan, IDN Times - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan Edy Gunawan, mengakui bahwa kota tersebut masih kekurangan rumah singgah, terutama karena statusnya sebagai beranda dari Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Saati ini kami hanya memiliki satu rumah singgah yang baru sebagian selesai perbaikannya," ujarnya di Balai Kota Balikpapan dilaporkan Antara pada hari Senin (13/5/2024).

1. Rumah singgah di Gunung Pasir Klandasan Ulu

Ilustrasi bisnis rumahan (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Edy, rumah singgah tersebut berlokasi di Jalan Milono, kawasan Gunung Pasir, Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota, tepatnya di panti asuhan Manuntung yang sedang dalam proses perbaikan agar memenuhi standar.

"Standar untuk rumah singgah ini mencakup tempat tidur, lemari, ruang kunjungan, dan area pendampingan," jelasnya.

Dalam rangka perbaikan tersebut, Dinsos Balikpapan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta, yang tidak hanya untuk perbaikan, tetapi juga untuk pembangunan satu rumah singgah baru agar Balikpapan memiliki fasilitas yang memadai.

"Kami berharap rumah singgah baru ini dapat segera dibangun pada awal atau akhir tahun ini," tambah Edy.

2. Pembangunan dua rumah singgah masih kurang

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) memfasilitasi pelaksanaan ritual adat Suku Dayak dan Paser di Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu (11/5/2024). (IDN Times/Ervan)

Namun, meskipun pembangunan telah selesai, menurut Edy, dua rumah singgah tersebut masih kurang, terutama mengingat Balikpapan berperan sebagai gerbang IKN yang harus siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk urbanisasi.

"Rumah singgah ini penting untuk memberikan layanan dasar kepada masyarakat yang membutuhkan tempat berteduh, perlindungan, dan juga bantuan mencari pekerjaan atau kembali ke tempat asal," ungkapnya.

Edy menegaskan bahwa selama tinggal di rumah singgah, mereka dipastikan mendapatkan makanan tiga kali sehari.

"Ini adalah tanggung jawab kami, baik dari Pemerintah Kota maupun Pemerintah Provinsi. Artinya, anggaran untuk makanan mereka juga ditanggung oleh kami," tambah Edy.

3. Dinsos memiliki anggaran Rp21 miliar

Ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, Edy menjelaskan bahwa Dinsos memiliki anggaran sebesar Rp21 miliar yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk makanan bagi warga terlantar, pengiriman orang yang tidak memiliki identitas, dan penyelenggaraan pelatihan bagi mereka yang membutuhkan.

"Untuk pengiriman orang yang terlantar, kami terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pihak terkait, seperti paguyuban atau lembaga sosial seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznaz)," terangnya.

"Jika koordinasi tidak memungkinkan, kami akan merujuk ke tingkat provinsi, dan jika tetap tidak dapat diakomodasi, kami akan bertanggung jawab untuk mengirim mereka," tambah Edy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us