Kota Minyak Krisis Pertamax, DPRD Kaltim Soroti Kinerja Pertamina

Balikpapan, IDN Times - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang terjadi di Balikpapan selama tiga hari terakhir mendapat sorotan dari Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sabaruddin Panrecalle. Legislator daerah pemilihan Balikpapan itu menyayangkan situasi yang dinilai kerap berulang di kota yang dikenal sebagai Kota Minyak ini.
"Ini sangat memprihatinkan. Kami heran, kenapa kelangkaan ini terus terjadi di Balikpapan yang dikenal sebagai kota minyak. Apa sebenarnya masalahnya? Ini harus jelas," tegas Sabaruddin, Senin malam (19/5/2025).
1. Kementerian ESDM dan BPH Migas diminta usut

Ia menilai, kelangkaan ini menimbulkan banyak pertanyaan, terutama terkait produksi dan distribusi BBM oleh Pertamina. Jika produksi berjalan normal, maka kemungkinan besar ada persoalan dalam distribusi. Karena itu, menurutnya, perlu ada penyelidikan mendalam dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
"Apakah ini karena produksi tidak maksimal, atau ada penyelewengan dalam penyaluran? Ini mesti diselidiki. Kementerian ESDM dan BPH Migas harus turun langsung dan menyelidiki Pertamina sebagai penyalur BBM," katanya.
Sabaruddin juga mempertanyakan kemungkinan adanya permainan dari pihak tertentu dalam kelangkaan ini. Ia menilai Kementerian ESDM harus tegas dalam mengambil langkah, termasuk jika perlu merekomendasikan pergantian pimpinan Pertamina.
"Kalau ditemukan adanya pelanggaran ya bisa saja direkomendasikan untuk diganti," katanya.
2. Tak cukup minta maaf

Pertamina, sebut Sabaruddin tak boleh hanya meminta maaf kepada masyarakat sebagai konsumen. BUMN migas ini, kata Sabaruddin mesti berbenah.
"Jangan menganggap remeh kondisi ini. Tiga hari kelangkaan BBM itu sangat merugikan masyarakat. Jangan hanya minta maaf, tapi tidak ada solusi konkret," ujarnya.
Fokus utama Pertamina harus pada perbaikan pelayanan. "Konsumen perlu dilindungi, bukan justru dibuat resah oleh pelayanan yang buruk. Kalau ada alternatif produk lain, saya yakin masyarakat akan berpindah," tandasnya.
3. Langka sejak tiga hari

Kelangkaan BBM jenis Pertamax kembali terjadi di Kota Balikpapan sejak akhir pekan lalu, membuat masyarakat kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut di sejumlah SPBU. Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzy Adi Firmansyah, mendesak Pertamina Patra Niaga untuk memberikan penjelasan terbuka kepada publik mengenai penyebab kekosongan stok. Fauzy mengungkapkan bahwa sudah berkomunikasi langsung dengan pihak Pertamina, yang menyebutkan adanya kendala distribusi dan rencana pengiriman stok dari Samarinda, meskipun belum ada kejelasan.
Kondisi ini dikeluhkan masyarakat, yang terpaksa berkeliling ke berbagai SPBU namun tetap tidak mendapatkan Pertamax. Beberapa warga bahkan harus mengisi BBM di luar kota karena seluruh SPBU di Balikpapan kosong. Randy Faisal Hud, Manajer SPBU Gunung Guntur 64.761.17 mengonfirmasi bahwa kelangkaan sudah terjadi sejak dua hari sebelumnya dan hingga kini belum menerima informasi jelas dari Pertamina mengenai kapan pasokan akan kembali normal.
Menanggapi hal ini, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan lewat Edi Mangun, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menyatakan tengah mengupayakan pemenuhan stok Pertamax, termasuk dengan mendatangkan pasokan dari Terminal BBM Samarinda. Mereka mengakui adanya lonjakan permintaan dan meminta masyarakat tetap tenang serta tidak melakukan pembelian secara panik. Pertamina berkomitmen untuk terus memantau kondisi di lapangan dan melakukan koordinasi intensif agar distribusi Pertamax segera kembali normal di wilayah Balikpapan.