Upaya Balikpapan Tekan Stunting, Program Orang Tua Asuh Jadi Andalan

Balikpapan, IDN Times - Memasuki tahun 2025, isu stunting masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Berdasarkan data resmi yang dirilis Desember 2024, angka prevalensi stunting di Balikpapan per Oktober tercatat sebesar 14,68 persen, naik dari 13,80 persen pada September 2024.
Guna menekan angka tersebut, pemerintah menggerakkan 14 program penanggulangan stunting yang tersebar di enam Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Salah satu program unggulannya adalah program orang tua asuh, yang mulai diterapkan tahun ini oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB).
1. Langkah konkret dalam program orang tua asuh

Menurut Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Heria Prisni, pihaknya telah mengantongi data anak stunting lengkap dengan identitas dan alamatnya (by name, by address). Data tersebut akan menjadi acuan bagi petugas untuk turun langsung ke lapangan mendampingi anak-anak yang teridentifikasi stunting.
"Program ini baru dimulai tahun ini. Kami sedang menyusun formulasi sambil menunggu arahan dari Sekretaris Daerah, termasuk kemungkinan keterlibatan OPD lain sebagai orang tua asuh," jelas Heria, Selasa (13/1/2025).
Sebanyak 30 anak stunting di Balikpapan akan menjadi prioritas pendampingan pada tahap awal program ini. Para orang tua asuh akan bekerja sama dengan dokter untuk memastikan rekomendasi medis dijalankan dengan baik.
"Orang tua asuh bertugas memastikan semua saran dokter diikuti. Misalnya, jika berat badan anak tidak naik meskipun sudah diberi susu, kita pastikan apa penyebabnya. Ada kasus susu yang diberikan justru digunakan oleh orang lain, sehingga pendampingan menjadi sangat penting," ujarnya.
2. Sinergi antar-OPD untuk percepatan penurunan stunting

Heria menegaskan, penanganan stunting tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dalam hal ini, DP3AKB bertindak sebagai koordinator utama. Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan juga telah melaksanakan program penanggulangan stunting melalui pemberian makan tambahan (PMT) kepada 7.051 balita dan 5.530 ibu hamil pada 2024.
Selain program orang tua asuh, DP3AKB kini menjalankan kegiatan Bakti Stunting, di mana pegawai instansi pemerintah menyumbang minimal dua butir telur setiap Jumat. Telur-telur ini kemudian disalurkan kepada anak-anak stunting.
3. Inovasi yang telah dilakukan pada 2024

Pada 2024, berbagai inovasi untuk menurunkan angka stunting telah dilakukan, seperti:
- Program Telur Tumpah (Telur Tukar Sampah): Inovasi posyandu di Kelurahan Mekar Sari RT 21.
- Pemberian Makan Tambahan (PMT): Menjangkau ribuan balita dan ibu hamil.
- Surat Edaran Wali Kota Nomor 444/1884/Bappeda: Rencana Aksi Daerah (RAD)
Percepatan Penurunan Stunting 2024–2029.
Dengan berbagai langkah strategis dan inovatif ini, Pemerintah Kota Balikpapan optimistis angka stunting dapat ditekan secara signifikan di tahun 2025. Kolaborasi lintas instansi dan peran masyarakat menjadi kunci keberhasilan program-program ini.