TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Balikpapan Kembalikan 3.200 Dosis AstraZaneca Batch 547 ke Pusat

Masuk Balikpapan tak bisa hanya gunakan gnose

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Andi Sri Juliarty (IDN Times/Maulana)

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah pusat menarik sejumlah vaksin jenis AstraZaneca yang belakangan telah didistribusikan ke sejumlah daerah termasuk Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebanyak 3.200 dosis vaksin AstraZaneca batch CTMAV547 dikembalikan ke Kementerian Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menjelaskan, penarikan tersebut lantaran pemerintah akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap vaksin ini. Pasalnya diketahui ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) terhadap penerima. 

"Semua yang dikembalikan ada 320 vial atau 3.200 dosis. Ini hanya vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 saja yang baru kami terima. Ini belum terpakai satu pun sejak tiba di Balikpapan," kata Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, Selasa (19/5/21). 

Baca Juga: Waduk Kota Surut Mendadak, Balikpapan akan Terjunkan Tim Investigasi

1. Keamanan vaksin dikaji kembali oleh Komnas KIPI

Vaksin AstraZeneca (cepi.net)

Ia menerangkan, bahwa proses pengkajian vaksin tersebut memakan waktu sekitar dua minggu oleh Komnas KIPI guna memastikan apakah vaksin tersebut aman apa tidak digunakan.

"Kami menunggu pengkajian sekitar dua minggu oleh Komnas KIPI. Jika itu aman untuk digunakan maka tentu akan dikembalikan, karena memang sudah dialokasikan untuk Balikpapan," ujarnya.

Ditanya gejala apa yang dialami dari vaksin tersebut, Dio mengaku tidak mendapatkan informasi detail mengenai hal itu oleh pusat.

Pemerintah pusat hanya menyampaikan bahwa vaksin tersebut mesti ditarik dan dikaji kembali. "Yang ditarik kan bukan semua AstraZeneca ya, hanya kode batch 547," sebutnya. 

Sebelumnya di Balikpapan memang sudah ada vaksinasi yang menggunakan AstraZeneca. Penerimanya hanya dari Polri. Namun begitu, untuk penerima ini kode batch-nya bukan 547. "Yang kode batch 547 sama sekali belum digunakan," terangnya. 

2. Uji toksisitas dan sterilitas butuh dua pekan

Perusahaan farmasi AstraZeneca pbs.org

Penghentian sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 adalah untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh BPOM. Ini rupanya sebagai bentuk upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini. 

"Sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM. Ini kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua pekan," ungkapnya. 

Batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448,480 dosis dan merupakan bagian dari 3,852 ribu dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada tanggal 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO. Batch ini sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.

Baca Juga: Seluruh Pendatang dan Pemudik di Balikpapan akan Berstatus ODP

Berita Terkini Lainnya