Kaltim Miliki Potensi Ekonomi Hijau pada Pengelolaan Energi dan Karbon
Pelaksanaan ekonomi hijau juga butuh dukungan masyarakat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Saat ini ekonomi hijau menjadi upaya peningkatan kesejahteraan penduduk dengan tidak mengesampingkan lingkungan. Hal ini yang jadi perhatian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) hingga menggagas kajian praktik ekonomi hijau di 34 provinsi se-Indonesia.
Kajian ini juga dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang berfokus pada pengolahan sampah menjadi energi. Ini disampaikan Anggota Tim Kajian Masyarakat Sipil dan Pengelolaan SDA BRIN Dini Suryani.
"Kajian ini melihat secara lebih mendalam praktik mengubah sampah menjadi energi (from waste to energy) yang dijalankan oleh UPTD TPAS Manggar dan PT Abadan Internasional di Kota Balikpapan," kata Dini dalam kegiatan desiminasi hasil kajian di Balikpapan, Rabu (23/11/2022).
Baca Juga: Relawan Pertamina Energi Negeri Sambangi SD di Balikpapan
1. Penjualan karbon Provinsi Kaltim sudah hasilkan USD20,9 juta
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menyampaikan dukungannya terkait hal ini. Karena jadi masukan bagi pihaknya yang tengah melakukan pemetaan rencana pembangunan daerah di 2024-2025.
"Bahwa ekonomi hijau harus menjadi program dari pemerintah daerah. Apalagi dengan diadakannya diseminasi kajian yang hasilnya, selain jadi ruang dialog juga bisa dilakukan penajaman. Bahwa masyarakat harus terlibat di dalam penyusunan kebijakan terkait ekonomi berbasis hijau ini," katanya.
Sejauh ini, Kaltim telah melakukan upaya pengurangan emisi karbon. Karena hal ini jadi komitmen daerah yang masuk sebagai pilot project FCPF (Forest Carbon Partnership Facility) dengan World Bank.
"Dan Kaltim sudah mewujudkan komitmen itu. Di mana perdagangan karbon kita sudah menghasilkan dana. Kita sudah mendapatkan USD20,9 juta dari World Bank. Dan kita satu-satunya di tanah air," urai Sri Wahyuni.
Menurutnya di level internasional, Kaltim menjadi yang terbesar dalam angka perdagangan karbon. Stok karbon Kaltim masih dimungkinkan penjualan oleh World Bank untuk tahap berikutnya atau pihak lain.
Baca Juga: Kejar Target, Kontraktor Tangani Banjir di Balikpapan Tambah Pekerja