Bappeda Kaltim Ungkap Strategi Perbaikan Ekonomi Kaltim 2021
Pengangguran terbuka di Kaltim adalah 124.880 orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Pandemik COVID-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan di seluruh dunia, tak terkecuali bagi Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu yang sangat terimbas pandemik adalah sektor perekonomian. Pada Triwulan III tahun 2020 jika dibandingkan dengan kinerja sampai triwulan III tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar -4,61%.
Itu artinya telah terjadi penurunan kinerja. Terbesar, terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,48 persen, lapangan usaha pertambangan dan penggalian turun sebesar 6,69 persen dan lapangan usaha Industri pengolahan turun sebesar 5,35 persen.
Kendati begitu sebenarnya masih ada lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan, yakni usaha jasa kesehatan tumbuh sebesar 16,02%, pengadaan listrik dan gas juga tumbuh sebesar 14,84 persen dan lapangan usaha informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 6,99 persen.
Sebagai efek domino, kondisi perekonomian ini juga berpengaruh kepada tingkat pengangguran di Kaltim. Menurut Kepala Bappeda Provinsi Kaltim, M Aswin, indikator tingkat pengangguran terbuka, pada Agustus 2020 meningkat menjadi 6,87 persen, dari 5,94 persen di tahun 2019.
"Secara absolut jumlah pengangguran terbuka di Kalimantan Timur adalah 124.880 orang," bebernya dalam Webinar Focus Group Discussion (FGD) Outlook Perekonomian Kaltim 2021 pada Sabtu (12/12/20) yang digelar oleh Majelis Rakyat Kaltim Berdaulat (MRKB).
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Kaltim Terus Meroket, Begini Respons Gubernur Isran
1. Strategi untuk pembangunan daerah 2021
Perlu strategi untuk memperbaiki pembangunan daerah tahun 2021. Aswin menyebut, strategi ini adalah strategi pertumbuhan, pemerataan dan pemulihan. "Maksudnya strategi pertumbuhan ini bisa dilakukan melalui langkah-langkah, antara lain peningkatan peran sektor perdagangan dan pertanian dalam perekonomian," bebernya.
Selain itu juga pengembangan kawasan kawasan strategis dan penguatan daya saing infrastruktur. Sementara untuk strategi pemerataan dapat dilakukan melalui pemenuhan standar pelayanan minimal untuk pelayanan dasar. "Ini terutama kesehatan dan pendidikan pada kawasan 3T (tertinggal, terdepan, terluar)," sebutnya.
Sedangkan strategi pemulihan pasca COVID-19, lanjutnya, dilakukan melalui pengendalian konsumsi rumah tangga agar tetap terjaga juga pemberian insentif khusus bagi rencana investasi pada sektor-sektor usaha bersifat padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja (labour intensive).
"Selain itu bisa melalui pengarahan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Supaya lebih banyak menggunakan produk yang berasal dari wilayah Kalimantan Timur," jelasnya.
Dengan begitu maka akan berpengaruh pada peningkatan aktivitas perdagangan antar wilayah. Ini dilakukan dengan mengutamakan pemasaran pada produk-produk lokal hasil olahan sehingga menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian daerah.
Baca Juga: Sempat Melandai, Kasus Positif COVID-19 di Kaltim Kembali Meroket