Bupati Kukar: Peningkatan Kualitas Pendidikan Tidak Bisa Ditawar Lagi
Para pelajar unjuk karya di Kutai Kartanegara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kutai Kartanegara, IDN Times - Sebanyak 25 SD/ MI serta SMP/ MTs di Kabupaten Kutai Kartanegara meramaikan showcase atau Unjuk Karya Praktik Baik Program PINTAR pada Rabu (7/11/2019). Bertempat di Stadion Aji Imbut Tenggarong, sekolah dan madrasah menampilkan puluhan hasil karya siswa yang dikembangkan dalam pembelajaran.
Pada unjuk karya tersebut, tiga siswa SDN 012 Tenggarong mendemontrasikan pengaruh gaya gravitasi pada benda padat yang mereka pelajari di kelas. Mereka mengajak Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah dan CEO Global Tanoto, Satrio Tanudjojo, untuk melakukan percobaan bersama dengan tiga buah jeruk yang diberi perlakuan berbeda.
Jeruk yang masih utuh dengan kulitnya, yang dikupas kulitnya, dan yang sebagian kulitnya dikupas, dimasukkan dalam tabung berisi air. Hasilnya jeruk yang masih utuh dengan kulitnya ketika dimasukkan dalam air, jeruknya mengapung. Sedangkan kedua jeruk lainnya tenggelam. Hal ini membuktikan zat benda mempengaruhi gaya gravitasi.
"Jeruk yang tidak dikupas kulitnya dapat mengapung karena pori-pori kulit jeruk berisi udara yang membuat bu ya mengapung. Ini yang disebut adanya gaya tolak gravitasi," kata Haviez Al Azam melalui rilis tertulis.
Baca Juga: Membaca Komik Tidak Membuatmu Bodoh tapi Makin Pintar, Ini 7 Alasannya
1. Para siswa unjuk karya dan menunjukkan kemampuan pidato, presentasi dan mendongeng
Pada acara kerja sama Tanoto Foundation dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara ini juga tampil siswa kelas 3 SDN 003 Tenggarong, Loli dan Aura. Mereka tampil percaya diri menceritakan cerita rakyat Puteri Karang Melenu. Cerita ini juga diilustrasikan dalam bentuk komik.
Sementara Oktaviani Derosari dan Anggraeni Monica, siswa SMPN 3 Tenggarong tampil percaya diri berpidato teks persuasif tentang perundungan kepada siswa. Dia mengajak teman-temannya tidak lagi melakukan perundungan. Ia juga mengajak peserta yang hadir untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak melupakan bahasa ibu, dan mahir berbahasa asing.
"Kemampuan berbahasa tersebut harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Saya melatih kemampuan berbahasa melalui kebiasaan membaca. Saya dalam seminggu setidaknya membaca 2-3 buku bacaan karena di sekolah sudah ada kegiatan membaca setiap hari," kata Sari dengan percaya diri.
Baca Juga: Najwa Shihab: Literasi Tak Hanya tentang Mampu Membaca Saja