Kominfo Perluas Jaringan Layanan Panggilan Darurat 112
Membantu masyarakat saat kondisi darurat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Sejak mulai diterapkan pada tahun 2017 lalu, hingga saat ini baru sekitar 36 kabupaten/kota di Indonesia yang terintegrasi dalam sistem layanan panggilan darurat 112.
Kepala Sub Direktorat Infrastruktur Keperluan Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, Harapan Takaryawan mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih mendorong sejumlah kabupaten/kota di Indonesia untuk terintegrasi dalam sistem layanan panggilan darurat 112.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan kondisi darurat, sehingga lebih cepat ditangani oleh satuan terkait, tanpa harus menghafalkan banyak nomor karena sudah terhubung secara terintegrasi dalam satu nomor panggilan.
“Kondisi kesiapan dari masing-masing kabupaten/kota yang menjadi kendala, padahal melalui program ini masyarakat menjadi lebih mudah dalam melaporkan kejadian darurat,” katanya ketika diwawancarai wartawan di Hotel Novotel Balikpapan, Selasa (1/10).
Baca Juga: Command Center 112, Layanan Darurat 911 Ala Surabaya
1. Diperlukan komitmen kepala daerah
Takaryawan menjelaskan kesiapan infrastruktur di daerah menjadi kendala utama untuk memperluas jaringan sistem panggilan darurat 112 ke sejumlah kabupaten/kota yang ada di Indonesia.
Ia menjelaskan diperlukan komitmen dari kepala daerah untuk mendukung program ini.
“Kalau kita lihat beberapa instansi di daerah sudah memiliki panggilan, tinggal diintegrasikan dan ditunjuk siapa yang mengerjakan, jadi hanya tinggal komitmen dari kepada daerah untuk mendukung program tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) siap membantu untuk membangun jaringan di daerah agar terkoneksi dengan sistem yang sudah ada.
“Sebenarnya setiap daerah itu sudah punya, kalau telepon pemadam ada kebakaran bisa langsung datang, atau ada yang sakit bisa telepon ambulans cuma itu tidak terintegrasi, masyarakat harus menghafal banyak nomor, ini yang menjadi kendala,” ujarnya.
Baca Juga: Lebih dari Separuh Laporan yang Diterima CC 112 Surabaya Palsu