TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Balikpapan Masuk Nominasi Kota Wawasan Lingkungan di ASEAN

Konsep Disesuaikan Dengan Kebutuhan IKN

Penananaman pohon oleh Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. (IDN Times/Istimewa)

Balikpapan, IDN Times - Sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Kota Balikpapan

Kalimantan Timur (Kaltim) semakin meningkatkan kualitas. Baik dalam segi kualitas ruang dan kebutuhan, demi meminimalkan masalah yang dapat timbul ke depan. 

Terbaru, Balikpapan kembali direkomendasikan sebagai nominasi penghargaan ASEAN Environmentally Suistanable City atau kota yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Setelah sebelumnya pernah meraih penghargaan yang sama di tahun 2014 lalu.

Salah satu konsep yang diusung kali ini, ialah Forest The City. Mengingat kota yang terkenal dengan julukan 'Kota Minyak' ini memiliki lebih 30 persen ruang terbuka hijau (RTH).

"Tentu konsep ini kami usung dan kami kaitkan juga dengan dengan IKN, karena lokasi yang berdekatan. RTH juga di atas 30 persen serta komitmen dalam pengelolaan sampah industri maupun sampah rumah tangga yang memenuhi standar nasional," kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Tinjau Tol Balikpapan-Samarinda, Wamen ATR: Tuntaskan Pembebasan Lahan

1. Kota penyangga ibu kota negara

Presiden Jokowi (pegang payung) saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Selain itu, Balikpapan juga memiliki kualitas udara di atas baku mutu atau cukup baik. Karena itulah ia mempertahankan agar hutan tetap terjaga kelestariannya.

Lebih rinci ia menerangkan, konsep itu tentu mencakup hal yang diperlukan ketika IKN telah berpindah ke Penajam Paser Utara (PPU). Namun yang terpenting adalah bagaimana hal itu bisa dijaga dan bertahan nantinya untuk waktu yang lama.

Sepanjang konsep Forest The City yang diterapkan di IKN dan komitmen 52 persen tak dibangun, lanjut dia, tak menutup kemungkinan keadaan Kota penyangga ini tetap terjaga. Tanpa harus merasakan peliknya kondisi kota seperti yang terjadi di kota padat pada umumnya.

"Karena suka tidak suka jumlah penduduk akan bertambah karena banyak migrasi ke sini. Itu mengapa kita perlu peningkatan, di wilayah Kutai Kartanegara menjadi kabupaten seperti Samboja dan Muara Jawa. Itu supaya tidak seluruhnya di Balikpapan," jelasnya.

Baca Juga: PPKM di Balikpapan, Waterboom dan Pasar Malam Boleh Buka Kembali

Berita Terkini Lainnya