Duh! Gangguan Kesehatan Jiwa Meningkat di Kaltim
Faktor pandemik COVID-19 menjadi alasan terbesar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Problem kesehatan jiwa masih menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan. Terlebih serangan pandemik COVID-19 berbanding lurus dengan peningkatan kasus gejala kesehatan jiwa masyarakat.
Permasalahan ini yang kini menghinggapi masyarakat di Kalimantan Timur (Kaltim).
“Hal ini diduga karena kemungkinan kecemasan yang berlebih oleh masyarakat, kedua juga memang dari mantan pasien yang kambuh sih,” kata Direktur Rumah Sakit Jiwa Atma Husadah Samarinda dr H Jaya Mualimin saat ditemui IDN Times, Jumat (8/9/2021).
Baca Juga: Ini Rekomendasi Tiga Kafe Paling Gaul di Samarinda
1. Pandemik jadi penyebab peningkatan gangguan kesehatan pada warga
Sudah hampir 2 tahun, masyarakat dihadapkan pada problem pandemik dunia. Hal itu disebut menjadi salah satu penyebab peningkatan angka gangguan depresi.
Dampak dari pandemik itu disebut tidak hanya pada kesehatan fisik saja, namun juga berdampak pada kesehatan jiwa di masyarakat. Baik bagi mereka yang terpapar virus COVID-19 maupun tidak.
“Sejak masa pandemik 2 tahun, kemudian peningkatan kasus meninggal hampir 6 ribu jiwa di Kaltim dan Samarinda. Pasti ini akan menimbulkan psikologis dari keluarga yang ditinggal. Jadi peningkatannya pasti signifikan, untuk mereka mereka yang depresi atau cemas,” papar Jaya.
Semua itu terekam dalam data jumlah pasien orang dalam masalah kejiwaan (ODMK) yang meningkat. Berdasarkan data poli kejiwaan maupun hasil konsultasi klinik rumah sakit jiwa.
“Kita cek di klinik dan poli ya, warga yang datang untuk konsultasi memang meningkat, dan rata rata ODMK itu depresi,” imbuhnya.
Baca Juga: Pesawat Batik Air Gagal Terbang dari Bandara APT Pranoto Samarinda