TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Potensi Pengembangan Kaltim dari Perkebunan Karet hingga Pariwisata

Lokasinya berada di seluruh kota/kabupaten

Buruh tani memanen getah karet. Buruh tersebut mendapatkan upah 50 persen dari hasil penjualan getah yang dipanen. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Samarinda, IDN Times - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dengan sepuluh kabupaten dan kota didalamnya memiliki potensi besar bagi investasi daerah bahkan nasional.

"Potensi sumber daya alam dan keunggulan kewilayahan Kaltim masih terbuka bagi investor dalam dan luar negeri," ungkap Pj Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim H Riza Indra Riadi dalam akun Instagram Pemprov Kaltim, Senin (4/7/2022). 

Pemprov Kaltim menerima kedatangan 43 delegasi Jepang terdiri dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, serta Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Japan External Trade Organization (JETRO) ketika di Balikpapan, pekan lalu.
.

Baca Juga: Ternak dari Luar Samarinda Dibatasi, Peternak Lokal Untung

1. Potensi investasi di Kaltim

Potensi ini lanjutnya, belum terkelola secara maksimal, sehingga terbuka lebar bagi investor yang berminat menanamkan modal usahanya di Benua Etam. Misalnya, proyek pembangunan pabrik karet remah di Kutai Barat seluas 10 hektare dengan estimasi produksi yang direncanakan 10 ribu ton per tahun dengan spesifikasi produk SIR 20.

"Karet menjadi salah satu komoditi utama dunia untuk kebutuhan industri dan potensinya sangat besar di Kaltim," ujarnya.

Selain itu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur yang memiliki legal aspect berupa Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 2014 dengan luas area 509 hektare.

"Kawasan ini kaya akan sumber daya alam terutama kelapa sawit, kayu dan energi," jelasnya.

2. Posisi geostrategis pada lintasan Alki II

Ilustrasi pelabuhan. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Kawasan ini menurut dia, didukung posisi geostrategis terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II) sebagai lintasan laut perdagangan internasional yang menghubungkan Pulau Kalimantan dan Sulawesi.

Sehingga, KEK MBTK menjadi pusat pengolahan kelapa sawit dan produk turunannya, serta pusat bagi industri energi seperti industri mineral, gas dan batu bara.

Di Kaltim tambahnya, juga memiliki pengelolaan Kawasan Industri Bontang Lestari di Kota Bontang dengan peluang investasi berupa pengolahan fly ash dan bottom ash dari pembangkit listrik.

"Perkembangan daerah dan pertumbuhan penduduk ditambah ibu kota negara berada di Kaltim, maka kebutuhan energi listrik semakin besar pula dan ini peluang bisnis ke depannya," beber Riza.
.

Baca Juga: Pelabuhan Samarinda Kapalkan Ekspor Nonmigas 3,28 Miliar Dolar AS

Berita Terkini Lainnya