TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Capgome, Tradisi Ribuan Tahun sebelum Masehi juga Ajang Mencari Jodoh

Di Samarinda dirayakan sejak 1905

Kelenteng Thien Ie Kong dibangun pada 1903 dan selesai pada 1905. Menjadi kelenteng pertama dan tertua di Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times - Imlek kali pertama dirayakan pada pada 4715 sebelum Masehi (SM), dan dirayakan tatkala musim semi tiba. Saat itu masyarakat Tiongkok hidup bercocok tanam dan selama musim dingin mereka tidak bisa beraktivitas di ladang selama beberapa bulan, sehingga saat musim semi datang disambut dengan bahagia dan suka cita.

“Ya, selain itu mereka juga bisa kembali beraktivitas di ladang lagi,” kata budayawan lokal, Prof Robin Jonathan pada Selasa (11/2).

Baca Juga: Resep Spesial Membuat Lontong Cap Go Meh, Rasanya Bikin Rindu Mama

1. Tersebar ke seluruh dunia masih dijaga hingga sekarang

Kelenteng Thien Ie Kong Samarinda saat perayaan Capgome (IDN Times/Yuda Almerio)

Ribuan tahun berlalu, etnis Tionghoa yang ada di seluruh dunia tetap merayakan Imlek, yang kemudian diikuti oleh perayaan Capgome. Dari akar katanya, Cap berarti sepuluh, go adalah lima dan me artinya malam. Jadi, Capgome adalah malam perayaan hari ke-15 setelah Imlek.

“Tahun ini Capgome dirayakan pada 8 Februari 2020,” terang Guru Besar Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda itu.

2. Menjadi ajang mencari jodoh bagi para jomblo

Perayaan Capgome di Kelenteng Thien Ie Kong Samarinda juga ajang cari jodoh (IDN Times/Yuda Almerio)

Di Samarinda, perayaan itu dilaksanakan di Kelenteng Thien Ie Kong Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota. Kata Robin, Capgome adalah kenduri suka cita warga Tiongkok sehabis Imlek.

Maklum, saat musim dingin, banyak warga Tiongkok hanya berdiam diri dalam rumah kala itu, dinginnya cuaca memaksa mereka tak bisa berbuat banyak. Karena itu setelah musim dingin berlalu, bahagia begitu terasa.

Tradisi Capgome ini dibawa oleh warga Tiongkok ke seluruh dunia, termasuk Samarinda. Biasanya diikuti dengan berbagai pertunjukan seperti barongsai, liong dan ratusan cahaya lampion merah.

“Kelenteng dibuka umum dan semua warga sekitar bisa merayakan bersama. Di kelenteng ini pula menjadi ajang cari jodoh,” katanya terkekeh.

Baca Juga: 5 Fakta Unik tentang Cap Go Meh, Nama yang Hanya Populer di Indonesia

Berita Terkini Lainnya