Fakta di Balik Dua Lokalisasi Samarinda yang Pernah Ditutup Mensos
Disinyalir sediakan bilik esek-esek dengan dalih karaoke
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Warga di dua eks lokalisasi Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) persisnya kawasan Solong kemudian Loa Hui masih dalam proses pendataan. Dalam hitungan hari jumlahnya bisa diketahui sehingga penindakan tegas bisa dilakukan.
“Data (jumlah warganya) belum kami diketahui. Intinya dua tempat ini tutup sebelum Ramadan,” ujar Muhammad Ridwan Tasa, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Samarinda saat dikonfirmasi, Rabu (31/3/2021).
Baca Juga: Ini Siasat Wali Kota Andi Harun Menutup Lokasi Prostitusi di Samarinda
1. Pernah ditutup Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada 2016
Dari informasi yang diterima Sosial Samarinda, dua eks lokalisasi ini sebenarnya sudah ditutup pada Juni 2016 lalu, bersama Bayur di Sempaja Utara. Penghentian operasi wadah prostitusi tersebut dipimpin oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama Awang Faroek Ishak yang menjabat sebagai Gubernur Kaltim kala itu.
Ketiga tempat ini termasuk dari 22 lokalisasi yang ditutup di Kaltim. Sebanyak 1.500 pekerja seks komersial dipulangkan. Mereka diberikan Rp5 juta per orang. Khusus Kota Tepian jumlahnya ada 550 pekerja seks komersial (PSK). Kendati demikian, Ridwan belum bisa memberikan kepastian soal waktu eksekusi penutupan yang direncanakan sebelum memasuki bulan suci.
“Jadi tak boleh lagi ada lokasi prostitusi di Samarinda. Itu pesan Pak Wali,” imbuh Ridwan.
Baca Juga: Modus Curanmor Balikpapan, Onderdil Motor Dipreteli dan Saling Ditukar