TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Ibu Kota Negara Dipindah ke Kalimantan

Ekonomi Kaltim meningkat signifikan jika jadi ibu kota

IDN Times/Yuda Almerio

Balikpapan, IDN Times - Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur (Kaltim) bukan sekadar wacana, Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas, Rudy Soeprihadi Prawiradinata, menerangkan dengan gamblang alasan mengapa ibu kota negara berpindah ke Pulau Borneo.

"Sebenarnya perencanaan pemindahan ibu kota tak dadakan. Kami memulainya dari 2017 atau tiga tahun lalu," terangnya dalam acara Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara: Kalimantan untuk Indonesia, Menuju Ibu Kota Masa Depan: Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable, Rabu (21/8), di Swiss-Belhotel Balikpapan.

Baca Juga: Ibu Kota Baru, Kalimantan Harus Kembangkan Industri Hilir 5 Tahun Ini

1. Ternyata Kalimantan punya nilai lebih dibanding daerah lain

IDN Times/Yuda Almerio

Rudy menjelaskan, sebelum memutuskan memilih Kalimantan sebagai calon ibu kota baru, Bappenas sudah melakukan kajian ke sejumlah provinsi seperti Sulawesi, Sumatera dan beberapa daerah lainnya.

Semua kriteria penilaian menjadi dasar penentuan, seperti kondisi lingkungan, potensi bencana, keamanan dan potensi konflik, sumber air, dekat dengan bandara atau pelabuhan, punya udara baik dan lain-lain. "Ternyata Kalimantan punya nilai lebih unggul," jelasnya.

Rudy menuturkan, letak Kalimantan secara umum berada di tengah Nusantara dan itu merupakan lokasi strategis yang jauh dari petaka gempa. Pemindahan ibu kota keluar dari Jawa juga menghilangkan stigma Jawa sentris. Dengan demikian pada tahap selanjutnya proses pengembangan wilayah bisa merata. Pusat industri juga perlu berkembang di luar Jawa termasuk ibu kota negara nantinya di Kalimantan.

"Beliau (presiden) ingin Indonesia sentris bukan Jawa sentris. Makanya perlu diperlukan pengembangan pembangunan ke luar Jawa," tuturnya. 

2. Alasan ibu kota pindah ke Kalimantan

idntimes.com/Helmi Shemi

Hal lain, kata dia, yang memicu pemindahan ibu kota ialah penduduk di Jawa sudah terlalu banyak, setidaknya 56 persen dari total penduduk di Indonesia ada di Jawa. Sisanya berada di pulau lain.

Selain jumlah penduduk, alasan lain seperti polusi, infrastruktur juga tak memadai yang menambah kemacetan. "Belum lagi air bersih sangat minim. Saat ini di Jakarta sukar sekali dapat air sehat," paparnya.

Ia menambahkan, "Selain itu, Jakarta berada di peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi AirVisual."

Baca Juga: Benahi Jakarta Lebih Mahal Daripada Bangun Ibu Kota Baru

Berita Terkini Lainnya