Tukang Pembawa Koper yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Balikpapan 

Jatuh bangun dalam usaha dilalui tanpa kenal lelah

Balikpapan, IDN Times - Menjadi orang sukses pasti menjadi impian semua orang. Ada beragam cara untuk meraih kesuksesan. Salah satunya yang mulai diminati generasi milenial saat ini yaitu menjadi seorang pengusaha.

Namun tentu agar keinginan tersebut tercapai, perlu kerja keras dan jatuh bangun dalam mewujudkan usaha tersebut. Seperti yang dirasakan oleh Ernawaty Gafar, salah satu pengusaha wanita yang cukup berpengaruh di Kota Minyak.

Erna, sapaan akrabnya, bercerita untuk sampai ke titik teratas dirinya tidaklah mudah. Dirinya bahkan terpaksa harus putus kuliah kala dihadapkan kondisi sulit. Ayahnya meninggal dunia, saat dirinya masih menempuh semester 8 Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. 

“Pada waktu mau KKN, bapak saya meninggal. Jadi memang untuk penopang dan lain-lain itu bapak saya. Jadi setelah itu saya down dan sudah berpikir bahwa sudah tidak bisa lanjut lagi,” ujarnya, saat diwawancarai oleh IDN Times, Minggu (28/2/2021).

1. Mulai belajar membangun usaha sendiri

Tukang Pembawa Koper yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Balikpapan Ernawaty Gafar dalam pameran UMKM IWAPI 2020. (IDN Times/Istimewa)

Saat dirinya down  karena ditinggal sang ayah, tak berapa lama Erna mendapat tawaran bergabung di koperasi purnakaryawan Pertamina atau HIMPANA pada tahun 1994. Ia diajak oleh rekan ayahnya.

Sebelumnya, ayahnya merupakan salah satu karyawan di PT Pertamina.

Berjalannya waktu, kerja keras Erna akhir membuahkan hasil. Di tahun 1995, wanita kelahiran Balikpapan, 10 Agustus 1971 ini kemudian diangkat sebagai manajer di koperasi tersebut.

Tak sampai di situ saja, Erna memberanikan diri melangkah lebih jauh dengan membangun sebuah perusahaan kecil.

“Waktu itu saya pas pacaran dengan suami, kami buat usaha Singgarfarna Jaya. Sampai saat ini perusahaan ini masih berdiri,” ucap ibu tiga anak ini.

Dirinya bekerja dan merangkap sebagai pengusaha sampai tahun 1998.

Baca Juga: Kisah LGBT Tuli di Balikpapan, Saling Menghargai dan Berhak Memilih

2. Alami jatuh bangun dalam mengembangkan usahanya

Tukang Pembawa Koper yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Balikpapan Ernawaty Gafar bersama rekan-rekannya di Balikpapan. (IDN Times/Istimewa)

Tahun 1998, Erna pun harus mengalami keterpurukan krisis moneter melanda Indonesia kala itu. Bisnisnya juga ikut terpapar dan turun drastis. 

Pertamina membatalkan kerja sama bisnis yang sudah disepakati akibat masalah ini. 

Ia harus mengorbankan asset pribadi seperti rumah dan mobil untuk menutup kerugian usaha. Setahun setelah itu, Erna memutuskan ikut suaminya yang memperoleh pekerjaan di Kabupaten Paser. 

“Kami dapat proyek perbaikan rumah-rumah dan sekolah-sekolah di sana. Karena saya juga tidak bisa diam saja, saya buat juga usaha kecil-kecilan membuat bunga buatan dan gorden,” jelas Erna.

Tampaknya, keberuntungan masih berpihak hingga usaha kecil ini berkembang cukup pesat dan mampu membangun toko di area strategis. Peluang bisnis terus berdatangan termasuk mempercantik tampilan Kantor DPRD Paser dan rumah jabatan Kapolres Paser. 

3. Perusahaan kembali bergerak naik

Tukang Pembawa Koper yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Balikpapan Ernawaty Gafar bersama rekan-rekannya di Balikpapan. (IDN Times/Istimewa)

Tapi garis tangan Erna sepertinya tidak mengizinkannya terlalu lama menetap di Paser. Kebetulan pula, suami harus melanjutkan proyek pekerjaan di Tenggarong Kutai Kartanegara. Sehingga keluarga ini boyongan satu rumah, suami menuju ke Tenggarong sedangkan Erna memilih menetap di Balikpapan bersama ibunya. 

Selama di Balikpapan, ia kembali memutar otak bagaimana memulai kembali usahanya. Apalagi sejak kepindahannya ke Paser, perusahaannya praktis mati suri. Tidak ada aktivitas bisnis sama sekali. Erna memutuskan kembali bekerja di salah satu perusahaan tambang.   

Di sisi lain, usaha pribadi Erna memperoleh peluang bisnis menjadi rekanan Pertamina. Apalagi secara kemampuan, usahanya punya kemampuan soal pengerjaan teknik sipil, konstruksi, kelistrikan, hingga mekanik. 

“Dari situ kehidupan mulai mengalami peningkatan, dan bertahan sampai sekarang,”  tuturnya.

Sembari bekerja, Erna melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Jurusan Managemen Universitas Tri Dharma Balikpapan. 

4. Sebagai ketua IWAPI Balikpapan

Tukang Pembawa Koper yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Balikpapan Pengusaha wanita Balikpapan Ernawaty Gafar. (IDN Times/Istimewa)

Dalam perjalanannya, banyak yang Erna lalui sampai akhirnya bisa sampai sekarang ini. Karena pengalaman itulah, dirinya kemudian bergabung dengan beberapa organisasi.

Di mana dirinya berharap dapat membagikan pengalamannya tersebut kepada banyak orang untuk menjadi pelajaran. Salah satunya, ia tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia atau IWAPI Balikpapan sebagai ketua.

Dari sana ia banyak memberikan masukan dan semangat kepada para wanita yang ingin memulai usaha atau ingin menjadi pengusaha.

“Jadi harus punya komitmen. Itu yang sering saya sampaikan ke mereka. Kalau misal jatuh, jangan putus asa. Harus kembali bangkit,” kata dia.

Lanjut dia, jika ingin menjadi seorang pengusaha, tentu harus siap dalam segala kondisi. Sampai saat ini, dirinya terkadang masih tak menyangka bisa menduduki kursi ketua di IWAPI Balikpapan. Sebab dirinya bercerita, dulunya ia hanya sebagai anggota IWAPI di daerah Tana Grogot dan pernah ikut serta Munas IWAPI di tahun 1999. Bersama para seniornya, ia mendapat tugas hanya sebagai pembawa koper.

“Itu yang saya tegaskan, komitmen. Saya saja dulu hanya sebagai pembawa koper waktu tergabung di IWAPI Grogot. Tak menyangka juga akhirnya bisa menjadi ketua di Balikpapan,” akunya.

Selain di IWAPI, Erna juga tergabung dalam organisasi lainnya seperti Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Kaltim dan Kota Balikpapan, DPD APTAKINDO, Wakil Ketua BPC Gapensi Balikpapan, dan Dewan Pimpinan Koperasi Kaltim.

5. Masukan bagi generasi milenial

Tukang Pembawa Koper yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Balikpapan radarsurabaya.jawapos.com

Tentu semua yang Erna jalani tak mudah. Naik turunnya keadaan berhasil ia lewati. Dirinya mengatakan, itu memang merupakan satu tantangan bagi pengusaha. Jika belum merasakan yang namanya “jatuh” dalam mengejar impian, ia berkata, belum lengkap rasanya.

Dirinya mengatakan, sempat berhutang untuk dapat menjalankan usahanya. Saat terjatuh, dirinya tak menjadikan hutang tersebut sebagai beban. Tetapi menjadi motivasi agar utang tersebut bisa terbayarkan.

“Jadi pengusaha itu memang harus punya hutang, tapi itu menjadi pendorong saya untuk bisa menjadi seperti sekarang ini,” ujarnya.

Dirinya menyampaikan, agar para milenial tak takut untuk mencoba dan berusaha untuk bisa mencapai cita-citanya. Terlebih dalam bidang usaha.

Selain usaha, Erna juga rupanya pernah terjun dalam dunia politik. Saat ini dirinya menjadi Wakil Ketua di  DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Balikpapan.

Baca Juga: Balikpapan Youth Spirit, Komunitasnya Anak Muda Cinta Balikpapan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya