Debit Air Bertambah, Banjir Samarinda Tak Separah Tahun Lalu

Normalisasi SKM menjadi solusi

Samarinda, IDN Times-Debit air di Bendungan Benanga, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara menanjak di level siaga dengan Tinggi Muka Air (TMA) 89 sentimeter. Dengan kondisi tersebut volume air yang dikeluarkan dari bendungan sebesar 45 meter kubik per detik. 

"Memang ini (level TMA Bendungan Benanga) lebih tinggi dari waktu banjir besar Juni 2019," ucap Anang Muchlis, kepala Balai Wilayah Sungai (BWS ) Kalimantan III pada Senin (13/1).

1. Banjir tak separah Juni tahun lalu

Debit Air Bertambah, Banjir Samarinda Tak Separah Tahun LaluKondisi warga yang terdampak banjir di kawasan Bengkuring, Samarinda Utara (IDN Times/Yuda Almerio)

Meski demikian, lanjutnya, ketika itu Samarinda sudah dilanda banjir sementara saat ini hanya Bendungan Benanga saja yang debit airnya tinggi. Itu artinya dampak genangan tak sebesar seperti Juni 2019.

Namun demikian, banjir sudah pasti terjadi terutama di kawasan Bengkuring, Samarinda Utara tapi kondisi tak separah pertengahan tahun 2019. Lain cerita jika hujan berjam-jam terjadi.

"Saat ini belum ada hujan, air pasang juga tak ada. Untuk 45 meter per kubik (debit air) yang dikeluarkan Benanga, cukup saja itu untuk SKM (masih bisa menampung)," imbuhnya.

Baca Juga: Warga Samarinda Diminta Berjaga, Bendungan Benanga di Level Siaga

2. Normalisasi dan relokasi SKM jadi solusi

Debit Air Bertambah, Banjir Samarinda Tak Separah Tahun LaluKondisi Bendungan Lempake dengan status siaga ketinggian TMA di atas 80 sentimeter (IDN Times/Yuda Almerio)

Banjir Samarinda memang menjadi momok. Dalam hitungan jam saat hujan, banjir digaransi terjadi. Itu sebabnya, salah satu solusi mengatasi persoalan ini ialah normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM).

Anang menyebut banjir Samarinda akan berkurang 40 persen jika normalisasi anak Sungai Mahakam tersebut pungkas. Padatnya pemukiman di bibir sungai juga menjadi penyumbang masalah sebab lebar sungai semakin sempit, karenanya relokasi warga yang berdiam di sempadan sungai juga menjadi jawaban.

"Sekarang lebar sungai di sana (SKM) tersisa 5 meter dari lebar aslinya 40 meter," tuturnya.

3. BWS Kalimantan III masih menunggu langkah Pemkot Samarinda

Debit Air Bertambah, Banjir Samarinda Tak Separah Tahun LaluRumah-rumah kumuh di sekitar Sungai Karang Mumus, Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Demi mengatasi banjir di Kota Tepian, Provinsi Kaltim telah mengusulkan normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) dan pengentasan banjir Kota Tepian, masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) pada 2020.

Untuk urusan tersebut tentunya BWS Kalimantan III ikut ambil bagian, pihaknya pun sudah bertemu dengan Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin namun saat ini BWS masih menunggu status pengerjaan normalisasi SKM. 

"Kalau status itu sudah jelas (PSN atau tidak), kami bisa langsung selesaikan. Tapi saat ini pemkot masih terkendala (relokasi)," pungkasnya.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Balikpapan Tes Urine di BNNK, Hasilnya?

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya