Ibu Rumah Tangga Mendominasi Kasus Narkoba di Samarinda

Sering dimanfaatkan jadi kurir

Samarinda, IDN Times - Peredaran narkoba di Kota Tepian memang bikin khawatir. Maklum, selepas ditunjuk menjadi ibu kota negara sejumlah pengusaha melirik Benua Etam sebagai wadah baru mengeruk rupiah, tak terkecuali pengusaha bisnis haram narkoba.

Dari catatan Badan Narkotika Nasional (BNN) selepas menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu seberat 38 kilogram pada 5 Oktober lalu, Samarinda maupun Balikpapan memang lahan empuk bisnis narkoba. Karenanya, BNN meminta masyarakat mengawasi bersama dengan penegak hukum seperti Polri dan TNI.

1. Empat tahun 1.759 kasus diungkap polisi dengan 2.585 tersangka

Ibu Rumah Tangga Mendominasi Kasus Narkoba di Samarindailustrasi narkoba/unsplash.com/matthew_t_rader

Sementara itu, menukil data dari Satreskoba Polresta Samarinda, dari 2014-2018 sebanyak 1.759 kasus telah diungkap dengan 2.585 tersangka.

Detail pekerjaan dari tersangka ini beragam. 1.714 orang bekerja di bidang swasta.

Sementara itu, 42 tersangka berstatus mahasiswa atau pelajar, 35 aparatur sipil negara, dan 86 wirausaha. Ditambah dengan 66 narapidana, tujuh anggota Polri/TNI, 486 pengangguran, serta 112 ibu rumah tangga.

Ribuan orang itu adalah bandar, pengedar maupun pengguna. Sedangkan untuk barang bukti sepanjang empat tahun telah diamankan narkoba jenis sabu-sabu seberat 27.86 kg, ganja 2.08 kg, 4.48 kg ekstasi dan168.636 butir double L.

Baca Juga: Ditreskoba Polda Kaltim Amankan 6 Kg Sabu-sabu 

2. Pasutri kurir narkoba masih pemain baru

Ibu Rumah Tangga Mendominasi Kasus Narkoba di Samarindagoogle.com/maps/Kalimantan Timur

Dari ribuan tersangka itu, yang banyak tertangkap adalah ibu rumah tangga (IRT). Salah satunya IRT yang dibekuk bersama suaminya tiga hari lalu (15/10).  Pasangan suami-istri, Irwansyah (37) serta Suryani (29) diamankan lantaran membawa narkoba jenis sabu-sabu seberat 489,42 gram.

Kepada polisi, tersangka Suryani mengaku bila dialah yang dihubungi orang tak dikenal pertama kali. Tak pernah mengenal dan tak sadar dihubungi dengan nomor rahasia, Suryani memenuhi permintaan orang asing tersebut. Perintahnya sederhana mengambil narkoba jenis sabu-sabu di kawasan Bandara APT Pranoto.

"Tersangka mengaku tak kenal dan itu masih kami selidiki," ujar Wakasat Reskoba AKP Rido Dolly Kristian pada Kamis (17/10).

3. Persoalan ekonomi menjadi latar belakang tersangka menjadi kurir narkoba

Ibu Rumah Tangga Mendominasi Kasus Narkoba di Samarindafreepik.com/Waewkidja

Lalu apa yang melatarbelakangi ibu tiga anak itu nekat menjadi kurir sabu-sabu bersama suaminya?

Polisi menduga urusan ekonomi menjadi latar belakang keduanya mau menjadi kurir narkoba. Mereka pun tahu bila menjadi kurir sabu itu melanggar hukum. Namun tawaran menggiurkan tak bisa ditolak. Sebab masih baru dengan urusan dunia hitam, pasutri ini mengiayakan tawaran tersebut.

"Belum ada kesepakatan mengenai harga (komisi kurir). Makanya terus kami selidiki. Makanya kami menduga bila keduanya itu pemain baru," terangnya.

Dia menambahkan, apapun yang menjadi alasan para tersangka itu bukan dalih agar lepas dari jeratan hukum. Keduanya tetap diproses.

Menurutnya, persoalan ekonomi menjadi faktor paling sering diperoleh saat interogasi tersangka. Alasan ini menjadi dasar seseorang atau perorangan tersandung perbuatan melawan hukum.

"Kasus tetap kami selidiki dan kembangkan sambil menunggu berkas keduanya lengkap untuk diajukan ke meja persidangan," pungkasnya.

Baca Juga: Tergiur Upah Menarik, Pasutri Nekat Menjadi Kurir Sabu-Sabu

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya