Rahasia Eksotis Kuau Raja, 5 Fakta Unik tentang Burung Seratus Mata

Samarinda, IDN Times - Pernah mendengar tentang burung kuau raja? Jika belum, spesies ini termasuk dalam kategori unik. Mereka merupakan burung raksasa eksotis yang memiliki nama latin Argusianus argus. Secara global, burung ini dikenal dengan sebutan great argus.
Salah satu hal yang membuat kuau raja begitu unik adalah penampilannya. Mereka dikenal sebagai burung pemilik seratus mata karena bulu-bulu mereka membentuk pola yang mirip mata ketika terbentang. Namun, apa lagi fakta menarik yang dimiliki oleh burung ini?
Mari kita simak informasinya di bawah ini.
1. Salah satu spesies burung raksasa

Kuau raja adalah burung raksasa yang termasuk dalam suku Phasianidae. Menurut Animalia Bio, jenis jantan merupakan yang terbesar dalam spesies ini. Mereka memiliki panjang tubuh antara 160 hingga 200 cm dan berat tubuh di antara 2,04 hingga 2,72 kg. Panjang ekornya mencapai 105 hingga 143 cm.
Sementara itu, burung betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Panjangnya hampir separuh dari jantan, berkisar antara 72 hingga 76 cm, dengan berat sekitar 1,59 hingga 1,7 kg. Panjang ekornya hanya sekitar 30 hingga 36 cm.
Ciri-ciri fisik kuau raja sangat mudah dikenali. Mereka memiliki bulu berwarna cokelat kemerahan dan kulit kepala biru. Selain perbedaan ukuran tubuh, jantan dan betina juga memiliki perbedaan pada panjang bulu sayap dan ekor. Bulu-bulu ini akan dikembangkan oleh jantan saat dewasa untuk menarik perhatian betina selama musim kawin.
2. Dijuluki sebagai burung dengan seratus mata

Kuau raja sering kali dijuluki sebagai burung pemilik seratus mata karena bulu sayap dan ekornya yang membentuk pola bulatan yang menyerupai mata serangga. Saat bulunya dikembangkan, bulatan tersebut mekar dan membentuk tampilan yang indah.
Burung jantan memiliki bulu ekor yang sangat panjang dan bulu sayap sekunder yang besar, lebar, dan dihiasi dengan bintik-bintik besar yang menyerupai mata. Jantan mulai mengembangkan bulu dewasanya pada tahun ketiga kehidupannya. Keindahan ini paling mencolok saat musim kawin berlangsung.
3. Suka menunjukkan tarian dengan suara yang kencang untuk menarik perhatian betina
Menurut penjelasan dari Animalia Bio, kuau raja jantan biasanya mencari tempat yang cukup lebar di sekitar pepohonan untuk melakukan ritual tarian memikat betina. Mereka akan mengembangkan sayap dan ekor mereka, membentuk bulatan besar seperti kipas raksasa.
Kuau raja jantan kemudian akan memulai tariannya dengan mengeluarkan suara keras yang terdengar seperti "ku-wauk-ku-wauk". Suara ini bisa terdengar hingga ratusan meter jauhnya, dengan tujuan untuk menarik perhatian betina. Setelah bulu-bulunya mekar sepenuhnya, kepalanya akan tertutup di antara sayap dan ekornya, sehingga sulit terlihat. Ini memungkinkan mereka untuk mengamati betina tanpa terlihat jelas.
4. Tersebar di wilayah Asia Tenggara

Kuau raja merupakan salah satu spesies burung yang menyebar luas di wilayah Asia Tenggara. Habitatnya meliputi semenanjung Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Brunei Darussalam. Di Indonesia, burung ini biasanya dapat ditemukan di pulau Sumatra dan Kalimantan.
Mereka mendiami hutan hujan tropis di dataran rendah, terutama pada ketinggian hingga 1.500 meter di atas permukaan laut. Meskipun merupakan burung, kuau raja tidak terbang secara efisien dan lebih sering ditemukan menyusuri tanah di dalam hutan. Meski tidak mampu terbang, mereka adalah pelari yang lincah dan mampu melompati rintangan seperti pohon yang tumbang dengan kecepatan yang mengagumkan.
5. Maskot dari Sumatra Barat yang dilindungi

Kuau raja diangkat sebagai maskot Provinsi Sumatra Barat berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah. Burung ini ditetapkan sebagai maskot fauna identitas, sementara pohon andalas ditetapkan sebagai flora identitas.
Menurut data dari IUCN Red List, kuau raja masuk dalam kategori vulnerable atau rentan. Populasinya mengalami penurunan karena tingkat reproduksi yang rendah. Setiap tahun, burung ini hanya bertelur sebanyak 1-2 butir saja. Ancaman terbesarnya adalah kerusakan habitat akibat penggundulan hutan, pembalakan liar, dan perburuan.
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan aturan untuk melindungi spesies ini, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Kuau raja masuk dalam daftar 294 fauna dan flora Indonesia yang dilindungi.
Kuau raja tidak hanya memikat dengan keindahannya, namun juga menjadi objek penelitian yang menarik. Perilakunya yang unik dan ciri khasnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti. Apakah ada fakta-fakta baru yang kamu ketahui tentang kuau raja?