Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Teori Psikologi Ini Bisa Bantu Memilih Pasangan Hidup yang Tepat

Pexels.com/id-id/@jonathanborba

Samarinda, IDN Times - Memilih pasangan hidup itu gak sesimpel milih tempat nongkrong. Ini soal jangka panjang, bukan sekadar cinta-cintaan manis ala drama Korea. Kalau kamu serius pengin punya hubungan yang sehat dan langgeng, kamu perlu tahu bahwa ada teori-teori psikologi yang bisa bantu kamu memahami proses memilih pasangan secara lebih dalam.

Yuk, simak lima teori keren berikut yang bisa jadi bahan refleksi sebelum kamu mantap menuju pelaminan!

1.Teori Psikodinamika: Kita Cenderung Memilih Pasangan yang Mirip Orang Tua?

Pexels.com/id-id/@vjapratama/

Menurut teori psikodinamika dari Sigmund Freud, masa kecil dan keluarga punya pengaruh besar terhadap cara kamu memilih pasangan. Teori ini memunculkan dua konsep turunan, yaitu:

  • Parent Image Theory: Secara gak sadar, pria sering memilih pasangan yang mirip ibunya, dan wanita memilih pria yang mirip ayahnya.
  • Ideal Mate Theory: Kita membentuk gambaran pasangan ideal berdasarkan pengalaman masa kecil, pengamatan, dan harapan pribadi.

Intinya, memori masa kecil punya peran penting dalam membentuk selera dan standar kita soal pasangan.

2. Teori SVR: Dari Fisik ke Nilai Hidup, Lalu ke Komitmen

Pexels.com/id-id/@trinitykubassek

Teori Stimulus-Value-Role (SVR) menjelaskan bahwa proses memilih pasangan berjalan dalam tiga tahap:

  • Stimulus: Daya tarik fisik di awal pertemuan.
  • Value: Kecocokan nilai seperti agama, pendidikan, atau tujuan hidup.
  • Role: Kesesuaian peran, seperti siapa yang bertanggung jawab dalam hubungan, tinggal di mana, hingga pola pengasuhan anak.

Kalau tiga tahap ini oke semua, peluang buat kamu dan dia langgeng makin besar!

3. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow: Cinta Itu Juga Soal Kebutuhan Hidup

Pexels.com/id-id/@cottonbro/

Menurut Maslow, kita punya lima tingkat kebutuhan yang memengaruhi pilihan pasangan:

  • Fisiologis: Makan, minum, tempat tinggal, dan kebutuhan seksual.
  • Keamanan: Merasa aman secara fisik dan emosional.
  • Kasih sayang: Butuh dicintai dan merasa terhubung secara emosional.
  • Harga diri: Ingin dihargai dan diakui.
  • Aktualisasi diri: Ingin berkembang dan mencapai potensi tertinggi—misalnya jadi orang tua yang baik.

Kalau pasangan bisa bantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini, hubungan kalian berpeluang besar untuk kuat dan stabil.

4. Teori Pertukaran Sosial (SET): Cinta Pakai Logika, Boleh Kok!

Pexels.com/id-id/@luiz-gustavo-miertschink-925274

Teori Social Exchange Theory bilang bahwa kita menimbang-nimbang antara untung dan rugi dalam hubungan. Kamu mungkin gak sadar, tapi kamu sebenarnya menghitung:
Apakah yang aku dapat sebanding dengan yang aku berikan?

Kalau merasa lebih banyak "rugi", bisa jadi kamu mempertimbangkan untuk mencari pasangan lain yang menawarkan "nilai" lebih tinggi. Jadi, walau cinta itu penting, logika juga gak boleh ditinggalin.

5. Filter Theory: Menyaring Pasangan Lewat Serangkaian Kriteria

Pexels.com/id-id/@gary-barnes

Menurut teori ini, kamu akan menyaring calon pasangan berdasarkan beberapa filter seperti:

  • Kedekatan geografis (misalnya satu kantor, satu kampus, atau sering nongkrong di tempat yang sama)
  • Daya tarik fisik dan kepribadian
  • Latar belakang sosial (agama, pendidikan, budaya, kelas sosial, dll)

Semakin banyak kecocokan di filter-filter ini, makin besar kemungkinan hubungan bisa naik level ke arah serius.

Punya pasangan ideal bukan cuma soal "klik" di awal aja. Perjalanan menuju hubungan yang sehat butuh banyak pertimbangan, baik secara emosional, logis, hingga psikologis. Dengan memahami teori-teori ini, kamu bisa lebih sadar diri dalam memilih dan membangun hubungan yang tahan lama.

Jadi, kamu lebih relate sama teori yang mana nih? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us