Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Berniat Jadi Pengusaha SPBU di Balikpapan? Ini Prosedur dan Tantangan

Seorang petugas SPBU mengisi BBM salah seorang pelanggan (IDN Times/Halbert Caniago)

Balikpapan, IDN Times - Pasokan energi merupakan kunci untuk menjamin kemandirian sekaligus keberlanjutan perekonomian suatu negara. Tidak heran jika setiap negara berlomba-lomba membangun kemandirian energi, termasuk Indonesia.

Melalui perusahaan BUMN, PT Pertamina (Persero) terus merevitalisasi kilang-kilangnya di seluruh Indonesia. Salah satu upaya tersebut dilakukan di Kilang Pertamina Balikpapan yang kapasitas produksinya dioptimalkan, dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel per hari.

Langkah ini diharapkan mampu menjawab tantangan pasokan BBM, terutama untuk wilayah Indonesia bagian timur. Namun, peningkatan pasokan BBM saja tidak cukup tanpa didukung pertumbuhan jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

1. Tantangan pembangunan SPBU di Kalimantan Timur

Sales Manager Kalimantan Timur dan Utara Pertamina Patra Niaga, Henry Eko, Senin (16/12/2024). (IDN Times/Sri.Wibisono)

PT Pertamina Patra Niaga Kalimantan mencatat rendahnya pertumbuhan jumlah SPBU dari tahun ke tahun. Sales Manager Kalimantan Timur dan Utara Pertamina Patra Niaga, Henry Eko, mengungkapkan sulitnya pembangunan SPBU baru di berbagai kota.

“Pengalaman saya di Pertamina, lebih banyak SPBU yang tutup dibandingkan yang baru berdiri,” ujar Henry kepada IDN Times, Senin (16/12/2024).

Henry menjelaskan, ada sejumlah kendala yang dihadapi para investor dalam mendirikan SPBU. Mulai dari persyaratan administrasi, teknis pembangunan, standar Pertamina, hingga perizinan operasional dan aspek keamanan. Selain itu, modal investasi juga menjadi tantangan besar.

“Para investor harus menyiapkan dana minimal Rp5 hingga Rp6 miliar untuk biaya pembangunan fisik SPBU, termasuk memenuhi standar keamanan dan pelayanan dari Pertamina,” jelasnya mengungkapkan pengalaman pihak swasta.

Jumlah SPBU di Kalimantan Timur sendiri relatif sedikit dibandingkan provinsi lain di Kalimantan, hanya sekitar 80 unit. Bahkan, dalam 10 tahun terakhir, dua SPBU di Balikpapan telah berhenti beroperasi, yaitu di Jalan Ahmad Yani Karang Jati dan Jalan Syarifuddin Yoes Sepinggan Raya.

2. Harga tanah dan lokasi strategis jadi kendala

SPBU Janti, Kamis (12/12/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Selain modal, keberadaan lahan di lokasi strategis menjadi faktor penentu mahalnya investasi SPBU. SPBU harus dibangun di pusat kota atau di pinggir jalan utama untuk memastikan aksesibilitas.

“Di Balikpapan, harga tanah semakin mahal setiap tahunnya. Ini yang membuat investasi SPBU menjadi lebih mahal, di luar biaya pembangunan fisik itu sendiri,” ungkap Henry.

Saat ini, bukan perkara mudah mencari area lahan terbuka di kawasan perkotaan Balikpapan. Kalaupun ada area terbuka harus ditebus dengan permintaan harga yang sulit dipenuhi pihak investor. 

"Di Balikpapan ada lokasi bekas SPBU dan hotel terbengkalai yang akan dibeli pihak investor, tetapi sampai sekarang tidak juga dilepas pemiliknya," paparnya. 

3. Targetkan 5 SPBU akan berdiri di Kaltim

Executive General Manager (EGM) Regional Kalimantan, Alexander Susilo, dalam konferensi pers di Balikpapan, Senin (16/12/2024). (IDN Times/Sri.Wibisono)

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Pertamina Patra Niaga Kalimantan tetap menargetkan penambahan lima SPBU baru di Kalimantan Timur. Saat ini, dua SPBU sudah berdiri di Jalan Ahmad Yani Karang Jati dan Jalan MT Haryono, Balikpapan.

“SPBU di MT Haryono sudah beroperasi, sementara yang di Jalan Ahmad Yani tinggal menunggu izin operasi,” kata Henry.

Ia juga optimistis tiga SPBU lainnya akan segera menyusul beroperasi. Namun, Henry enggan menyebutkan lokasi persis ketiga SPBU tersebut.

“Lokasinya belum bisa kami ungkapkan. Yang pasti, pengerjaannya sedang berlangsung oleh pihak investor,” tuturnya.

Peningkatan jumlah SPBU di Kalimantan Timur diharapkan dapat mendukung distribusi BBM yang lebih merata sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us