Gelar Bimtek Pertanian Porang, Tingkatkan Pengetahuan Budidayanya

Budidaya tanaman porang potensi masa depan

Balikpapan, IDN Times - Karantina Pertanian Balikpapan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) terhadap para petani porang di Kalimantan Timur (Kaltim) pada, Senin (15/11/2021). Bertempat di Hotel Horison Sagita Balikpapan, acara ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan para petani porang dalam hal budidaya, alur dukungan instansi ke pemerintahan, serta langkah ekspor komoditas porang.

Pengisi acara yang hadir antara lain  Kepala Karantina Pertanian Balikpapan Ridwan Alaydrus, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan Heria Prisni, Sabaruddin Panrecalle Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, Efendi Ketua Perkumpulan Petani Porang Kaltim Khairil Anwar, Temang Hadi Dwiputro selaku Narasumber Praktisi, dan perwakilan dari Bank Indonesia Wilayah Kaltim.

”Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian mengusahakan agar porang kita bisa kembali masuk ke pasar Tiongkok sekalipun persyaratannya cukup berat,"  tutur Ridwan Alaydrus, Kepala Karantina Pertanian Balikpapan, ketika menyampaikan materi “Protokol tentang Persyaratan Inspeksi dan Karantina untuk Ekspor Serpih Porang Kering dari Indonesia ke Tiongkok”.

1. Edukasi langkah budidaya porang dan persyaratan registrasi

Gelar Bimtek Pertanian Porang, Tingkatkan Pengetahuan BudidayanyaIlustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Acara ini diisi dengan penyampaian materi mengenai langkah budidaya porang, persyaratan registrasi rumah kemas porang dan surat keterangan telusur kebun petani, peran Bank Indonesia dalam mendorong ekspor yang dilakukan oleh UMKM, serta regulasi dari negara tujuan ekspor. Selain penyampaian materi, diadakan pula sesi diskusi dan tanya jawab antara pemateri dan peserta di mana peserta dapat menyampaikan pertanyaan, masukan serta keluh kesah mereka dalam bertani dan memasarkan porang.

Pada kesempatan ini, hadir secara virtual Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI Budisatrio Djiwandono yang menyampaikan sambutannya. Dirinya mengingatkan, jika salah satu sektor yang mampu menopang perekonomian Provinsi Kaltim ke depannya adalah pertanian. 

“Seperti yang kita ketahui bersama, batu bara, minyak dan gas bumi suatu hari nanti akan habis. Diharapkan dari sektor pertanian ini kita dapat menyumbangkan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat Kaltim,” terangnya.

Baca Juga: Sabu Seberat 3,1 Kg Sitaan Polresta Balikpapan Dimusnahkan 

2. Porang komoditas primadona

Gelar Bimtek Pertanian Porang, Tingkatkan Pengetahuan Budidayanyailustrasi porang (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan Heria Prisni, dalam kesempatannya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada panitia pelaksana Bimtek. Di mana melalui kegiatan ini dapat membuka wawasan masyarakat tentang komoditas porang yang menjadi potensi ekspor bagi kota Balikpapan. 

Sepakat dengan pernyataan Heria, Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Sabaruddin Panrecalle turut menyampaikan, jika 15 tahun terakhir ini, baru kali ini ekspornya telah mencapai 15,4 persen. 

“Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan kepada kami bahwa komoditas porang yang saat ini menggeliat di seluruh dunia. Oleh karena itu, Kaltim yang begitu luas ini sayang apabila tidak dimanfaatkan lahannya,” kata dia.

3. Mengenal porang lebih jauh

Gelar Bimtek Pertanian Porang, Tingkatkan Pengetahuan Budidayanyapanganindonesia.id

Sebagai informasi, porang adalah tanaman umbi-umbian dari spesies amorphophallus muelleri. Porang dikenal juga dengan nama iles-iles. Padahal, porang dulu sama sekali tak dilirik oleh masyarakat karena umbinya menimbulkan gatal-gatal.

Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan "jelly" yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang.

Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, demikian dilansir laman resmi Kementerian Pertanian.

Dilansir dari Pertanian.go.id, tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.

Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung, serta Maros.

Baca Juga: Nekat! Pengusaha Sulawesi Buka Tambang Ilegal di Balikpapan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya