Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Beras Premium Terbatas, Pemkot Balikpapan Jamin Pasokan Masih Cukup

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud memimpin sidak ketersediaan beras di Balikpapan.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud memimpin sidak ketersediaan beras di Balikpapan. (IDN Times/Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah Kota Balikpapan memastikan pasokan beras di kota ini masih aman, meskipun beberapa minggu terakhir beredar informasi mengenai kelangkaan beras premium. Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud memimpin inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah lokasi, termasuk pasar tradisional dan gudang distributor, pada Senin (11/8/2025) untuk memastikan ketersediaan pangan pokok tersebut.

Rahmad menyebut, hasil pantauan di lapangan menunjukkan beras medium masih banyak beredar di pasar, sementara beras premium memang mengalami keterbatasan pasokan. “Alhamdulillah, stok medium masih banyak di ritel dan pasar tradisional lainnya. Memang premium agak terbatas, tapi tidak sampai langka. Jadi masyarakat tidak perlu panik beli,” ujarnya.

Menurutnya, keterbatasan pasokan premium kemungkinan disebabkan faktor produksi di daerah penghasil. “Mungkin karena masalah panen atau pengungkapan kasus dugaan oplosan beras, sehingga sedikit berdampak pada distribusi. Tapi kami sudah koordinasi dengan Bulog, dan di gudang ada stok 8 ribu ton. Jadi masyarakat tidak perlu ragu atau resah,” jelasnya.

Selain memastikan stok, Rahmad juga menegaskan akan mengawasi harga jual di pasaran agar tidak melampaui Harga Ecera Tertinggi (HET). Ia mengingatkan pedagang untuk tidak memanfaatkan situasi guna meraup keuntungan berlebih. "Jangan mengambil keuntungan di atas penderitaan rakyat,” tegasnya.

1. Stok beras cukup

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud memimpin sidak ketersediaan beras di Balikpapan.
Tumpukan beras di Pasar Sepinggan, Kota Balikpapan. (IDN Times/Erik Alfian)

Pemkot Balikpapan bersama Dinas Perdagangan mencatat, stok beras di gudang Bulog mencapai 8 ribu ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan kota selama beberapa bulan ke depan.

“Di salah satu distributor besar ada 70 ton, di toko Yova juga ada stok lebih dari 3 ton,” ungkap Rahmad.

Yudi Hartanto, pemilik UD Gunung Sari, mengatakan pihaknya memiliki stok 75 ton yang dibagi untuk penjualan langsung dan pengantaran ke ritel. “Biasanya stok segitu bisa bertahan dua sampai tiga minggu, tapi kalau ada panik beli, berapa pun stoknya bisa habis cepat,” jelas Yudi.

2. Harga premium naik, medium relatif stabil

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud memimpin sidak ketersediaan beras di Balikpapan.
Meski ada kenaikan harga, stok beras di Balikpapan di pasaran dipastikan aman. (IDN Times/Erik Alfian)

Kenaikan harga beras premium di Balikpapan sudah terjadi sejak awal Juni 2025, seiring kenaikan harga di tingkat pemasok.

“Harga dari pemasok sekitar Rp14.900 per kilo, ditambah ongkos kirim dan biaya lain, harga jual jadi menyesuaikan,” kata Yudi.

Saat ini, beras premium kemasan 25 kilogram dijual Rp395 ribu, sementara kemasan 5 kilogram Rp81 ribu. Beras medium relatif lebih stabil dan tersedia di berbagai pasar tradisional dengan harga lebih terjangkau.

Dia juga menyebut melalukan pembatasan pembelian. Untuk kemasan 25 kilogram satu sak, sementara kemasan 5 kilogram tiga sak. "Pembelian kami batasi, kalau tidak dibatasi bisa-bisa habis. Hari ini saja, pembelian sudah ramai," kata dia.

Di sisi lain, Rahmad menilai kenaikan harga premium masih dalam batas wajar selama tidak membebani daya beli masyarakat.

3. Pengawasan distribusi dan pencegahan penimbunan

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud memimpin sidak ketersediaan beras di Balikpapan.
Satgas Pangan Subdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Kaltim turun ke sejumlah pasar di Balikpapan untuk memantau harga beras. (IDN Times/Erik Alfian)

Pemkot bersama Satgas Pangan akan terus memantau jalur distribusi beras agar tidak ada penimbunan atau penjualan di atas HET.

“Kami sudah menugaskan satgas untuk mengawasi, baik di pasar maupun gudang distributor. Kalau ada yang menimbun atau menjual terlalu tinggi, akan ditindak,” tegas Rahmad.

Selain itu, pemerintah memberlakukan pembatasan jumlah pembelian untuk mencegah aksi borong yang memicu kelangkaan semu. “Kita harus berpikir positif, tidak semua yang membeli banyak berarti menimbun, tapi kalau panik beli serentak, stok akan cepat habis,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us