Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dendang Seni Balamut yang Terlupakan Masyarakat Suku Banjar

Menabuh rebana dalam menyajikan seni balamut, seni tutur khas Banjar

Banjarmasin, IDN Times - Seni balamut, seni bertutur khas Suku Banjar dari Kalimantan Selatan (Kalsel), kini menghadapi ancaman kepunahan. Jumlah pelaku seni ini semakin sedikit dan dapat dihitung dengan jari. Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah untuk memastikan kelestariannya.

Balamut merupakan seni bertutur yang diiringi tepukan gendang, mirip dengan seni madihin yang dulunya sangat populer di kalangan masyarakat. Namun, seni ini semakin tersisih karena umumnya hanya diwariskan dalam lingkup keluarga seniman balamut. Jika tidak ada upaya pelestarian, keberadaannya bisa hilang ditelan zaman.

1. Perjuangan anak muda dalam melestarikan balamut

Akhmad Yadin, penggiat seni balamut di Banjarmasin.

Akhmad Nur Yadin (25), seorang penggiat balamut di Banjarmasin, menyadari kondisi ini dan bertekad untuk belajar meski bukan berasal dari keluarga seniman balamut. Bagi Yadin, seni ini memiliki nilai khas yang patut dilestarikan.

"Balamut ini menarik untuk dipelajari. Mirip madihin, tapi lebih mengedepankan cerita. Meski sulit menemukan teman yang tertarik, saya tetap tekun. Tidak terasa sudah lima tahun saya mendalami seni ini," ujarnya.

2. Tantangan dalam menguasai seni balamut

Seni Balamut yang dimainkan oleh Gusti Jamhar Akbar. Beliau tutup usia Februari 2021 silam.

Namun, belajar balamut bukan hal yang mudah. Yadin mengaku sempat kebingungan karena seni ini menuntut penguasaan berbagai rukun cerita agar dapat menyesuaikan tema yang dibawakan.

"Misalnya, jika temanya tentang pendidikan, kita harus memilih rukun cerita yang sesuai. Saya sendiri sudah menghafal beberapa cerita seperti "Bujang Laut, Bujang Sakti" yang mengisahkan perjuangan," tuturnya.

3. Peran pemerintah dalam pelestarian seni balamut

Workshop Balamut di Banjarmasin.

Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarmasin, Rahman Nafarin, menegaskan pentingnya melestarikan seni balamut. Menurutnya, seni ini mencerminkan nilai kearifan lokal, sosial, keagamaan, dan humor yang dahulu menjadi hiburan rakyat.

"Balamut adalah warisan budaya Banjar yang harus dijaga. Seni tutur ini memiliki kesamaan dengan madihin, namun lebih banyak bercerita. Kami terus berupaya menghidupkan kembali dan melestarikan seni ini," ujarnya.

Sebagai langkah konkret, pemerintah telah mengadakan workshop perdana untuk mengenalkan balamut kepada generasi muda. Diharapkan, upaya ini bisa meningkatkan minat anak muda terhadap seni warisan leluhur dan memastikan keberlangsungannya di masa depan.

"Kami konsisten dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya asli Banjar," tutup Rahman.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hamdani
SG Wibisono
Hamdani
EditorHamdani
Follow Us