Driver Ojol Diajak untuk Mencegah Kekerasan pada Anak

Samarinda, IDN Times – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Kalimantan Timur kembali menggelar pelatihan program Ojek Online Bersama Lindungi Anak (OJOL BERLIAN). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Pemprov Kaltim dalam mencegah kekerasan terhadap anak di sektor layanan transportasi, serta menciptakan lingkungan yang ramah anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.
Pelatihan berlangsung di Ruang Bina Bangsa Kesbangpol Kaltim, Selasa (7/10/2025), dengan tujuan meningkatkan kesadaran para mitra pengemudi dalam mencegah kekerasan secara menyeluruh di jasa transportasi online.
1. Dorong pengemudi ojol jadi pelopor dan pelapor kekerasan anak

Kepala DP3A Kaltim, Noryani Sorayalita, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam perlindungan anak.
“Anak merupakan titipan Allah yang perlu kita lindungi dan jaga agar mereka tumbuh dan berkembang sesuai potensinya—baik secara fisik, mental, maupun sosial,” ujarnya.
Menurut Soraya, anak adalah masa depan bangsa. Karena itu, pembinaan terhadap OJOL BERLIAN juga menjadi wujud pelayanan publik yang responsif gender.
“OJOL BERLIAN harus menjadi pelopor dalam menciptakan keamanan dan pelapor jika mengetahui adanya kekerasan,” tegasnya.
2. Fokus pada keselamatan anak sebagai penumpang transportasi online

Soraya menjelaskan, pelatihan ini juga menjadi strategi pemerintah untuk menjamin keselamatan anak dan perempuan di layanan transportasi daring.
“Kita perlu menjaga anak-anak, terutama yang menjadi penumpang driver ojol, agar terhindar dari kecelakaan dan kekerasan. Bagaimana membuat penumpang aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan,” katanya.
3. Respons atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak

Ketua panitia kegiatan, Vepri Haryono, menyebut dasar pelaksanaan program ini adalah tingginya kasus kekerasan serta kekhawatiran orang tua terhadap keselamatan anak saat menggunakan transportasi online, baik motor maupun mobil.
“Kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat—baik fisik, psikologis, seksual, hingga eksploitasi. Karena itu, inovasi seperti OJOL BERLIAN sangat krusial,” jelasnya.
Pelatihan ini turut dihadiri perwakilan perangkat daerah di lingkungan Pemprov Kaltim serta para pengemudi ojek online. Narasumber yang hadir berasal dari Ditreskrimum Polda Kaltim dan LBH APIK Kaltim.