Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gizi Seimbang Jadi Kunci Pulih dari Tuberkulosis, Ini Kata Dokter Anak!

Dokter Spesialis Anak, dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K).jpg
Dokter Spesialis Anak, dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K) pada Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloka) ke-5 APKESMI di Balikpapan, Rabu (24/7/2025). (Dok. APKESMI)

Balikpapan, IDN Times – Penanganan tuberkulosis (TB) pada anak tidak bisa hanya bergantung pada pengobatan medis semata. Dokter Spesialis Anak, dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K), menegaskan pentingnya intervensi gizi yang tepat untuk mempercepat pemulihan anak dengan TB sekaligus mencegah dampak jangka panjang seperti stunting dan gangguan tumbuh kembang.

“Anak dengan TB, terutama yang mengalami malnutrisi, membutuhkan asupan gizi seimbang, padat energi, dan kaya protein untuk memperkuat daya tahan tubuh serta mempercepat penyembuhan,” ujar dr. Titis dalam Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloka) ke-5 APKESMI di Balikpapan, Rabu (24/7/2025).

Menurutnya, anak-anak merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi TB karena sistem imun mereka belum berkembang sempurna. Apalagi, jika disertai malnutrisi, risiko infeksi makin meningkat dan pengobatan jadi kurang efektif.

1. Konsultasikan segera jika berat badan tak naik

ilustrasi TBC anak atau TB anak (unsplash.com/Vitolda Klein)
ilustrasi TBC anak atau TB anak (unsplash.com/Vitolda Klein)

dr. Titis menyarankan orang tua untuk segera membawa anak ke dokter apabila nafsu makan menurun, berat badan tidak naik, atau kondisi gizi tak kunjung membaik. Dalam kondisi tertentu, ia menyarankan penggunaan pangan olahan kebutuhan medis khusus (PKMK) sebagai tambahan nutrisi.

“Jika kondisi malnutrisi tidak tertangani, anak bisa mengalami stunting hingga kualitas hidup menurun. Pemantauan pertumbuhan dan pola makan bergizi seimbang harus terus dilakukan,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam memastikan pengobatan TB dijalani secara rutin dan sesuai anjuran dokter.

2. Indonesia urutan kedua terbanyak kasus TB anak

WhatsApp Image 2025-07-25 at 10.09.46.jpeg
Ketua Umum DPP Akselerasi Puskesmas Seluruh Indonesia (Apkesmi), Kusnadi, SKM., M.Kes. (IDN Times/Erik Alfian)

Ketua Umum Akselerasi Puskesmas Indonesia (APKESMI), Kusnadi, SKM., M.Kes., menyebut Data Global TB Report 2024 menunjukkan Indonesia menempati posisi kedua tertinggi secara global, dengan 1,09 juta kasus TB dan 125 ribu kematian per tahun. Dari angka itu, sekitar 135 ribu kasus terjadi pada anak usia 0–14 tahun.

Tema Hari Anak Nasional 2025 “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” pun dijadikan momentum untuk menyoroti pentingnya penanganan TB anak secara komprehensif, termasuk lewat peran Puskesmas.

Semiloka APKESMI ke-5 juga menekankan pentingnya penguatan layanan primer. Kusnadi menyebut Puskesmas perlu lebih aktif tak hanya dalam pengobatan, tetapi juga edukasi, pembentukan komunitas penyintas TB, dan pemantauan gizi anak.

“Masih banyak tantangan di lapangan, seperti rendahnya kesadaran untuk berobat dan tidak konsisten menjalani pengobatan TB selama enam bulan. Kita perlu pendekatan menyeluruh, bukan hanya kuratif, tapi juga promotif dan preventif,” katanya.

Puskesmas kini telah dilengkapi Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk deteksi dini TB dan mendistribusikan paket pengobatan gratis secara nasional.

3. Kaltim mendorong peningkatan SDM

SEMILOKA.jpeg
Semiloka Nasional V Apkesmi di Balikpapan, Rabu (24/7/2025). (IDN Times/Erik Alfian)

Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, yang hadir mewakili Gubernur Kalimantan Timur, menyampaikan bahwa pentingnya penambahan tenaga kesehatan sebagai salah satu rekomendasi Semiloka untuk memperkuat layanan primer.

Transformasi layanan primer, menurut Bagus menuntut sistem yang terintegrasi. Sehingga tidak ada lagi pelayanan yang berjalan sendiri baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif, semuanya harus menyatu dalam sistem yang saling menguatkan.

Program Quick Win, sebut Bagus menjadi langkah percepatan konkret, mulai dari pendataan warga sehat, skrining penyakit tidak menular, hingga pemenuhan SDM dan sarana prasarana puskesmas.

"Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen aktif mendukung agenda transformasi ini. Kami terus mendorong peningkatan kapasitas puskesmas, terutama di wilayah pelosok dan perbatasan dengan penyediaan alat kesehatan, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, serta penguatan kolaborasi lintas sektor agar tercipta layanan primer yang unggul, berkualitas, dan inklusif,” beber dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us