Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Festival Belian Adat Paser Nondoi 2025 Resmi Digelar

Belian Adat Paser Nondoi 2025
Tanda digelarnya Festival Belian Adat Paser Nondoi 2025 (IDN Times/istimewa)
Intinya sih...
  • Budaya Paser harus menjadi nilai luhur untuk membangun masa depan, terutama di tengah pembangunan Ibu Kota Nusantara.
  • Generasi muda PPU diajak untuk menjadi penjaga dan penerus nilai-nilai adat dan budaya Paser.
  • Pelaksanaan Festival Nondoi tahun ini menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor kebudayaan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penajam, IDN Times – Festival Belian Adat Paser Nondoi Tahun 2025 resmi diselenggarakan dengan ditandai pemukulan gendang atau Petep alat musik suku Paser oleh Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mudyat Noor bersama sejumlah pejabat.

Kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, Kilometer 09 Nipah-Nipah, Senin (3/11/2025) tersebut, dihadiri Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin, Ketua DPRD Kabupaten PPU, Raup Muin, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) PPU, Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur, Ririn Sari Dewi dan sejumlah pejabat dan undangan lainnya.

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk terus melestarikan dan merawat kebudayaan lokal sebagai bagian dari identitas dan jati diri bangsa,” pinta Mudyat di sela-sela pembukaan.

1. Tidak boleh dianggap warisan masa lalu

Bupati PPU Mudyat Noor
Bupati PPU Mudyat Noor (IDN Times/Ervan)

Menurutnya, budaya Paser tidak boleh hanya dianggap sebagai warisan masa lalu, tetapi harus menjadi nilai luhur yang relevan untuk membangun masa depan, terutama di tengah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sebagian wilayahnya berada di Kabupaten PPU.

“Melalui Festival Belian Adat Paser Nondoi ini, saya mengajak kita semua untuk bersama-sama menjaga budaya Paser sebagai identitas daerah. Semoga kegiatan ini menjadi ruang bagi generasi muda untuk belajar, mengenal, dan mencintai budaya sendiri agar adat Paser tetap hidup dan lestari sepanjang masa,” ujar Mudyat.

Festival tahun ini mengusung tema “Jakit Aso Erai Siret, Dalai Aso Erai Urai” yang berarti Satu Ikatan Sebangsa dan Satu Tanah Air. Tema tersebut mengandung pesan persatuan dan kebersamaan seluruh unsur masyarakat tanpa memandang status sosial maupun golongan, demi kesejahteraan dan kejayaan bersama dalam membangun Benuo Taka, Gerbang Nusantara.

Mudyat menambahkan, Festival Belian Adat Paser Nondoi bukan sekadar pertunjukan budaya, melainkan bentuk penghormatan kepada warisan leluhur atas nilai-nilai yang menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

2. Ajak generasi muda PPU jaga adat dan budaya

Salah satu proses adat Paser saat pembukaan festival belian adat Paser di PPU
Salah satu proses adat Paser saat pembukaan festival belian adat Paser di PPU (IDN Times/Ervan)

Ia juga mengajak generasi muda PPU untuk menjadi penjaga sekaligus penerus nilai-nilai adat dan budaya Paser.

“Masa depan budaya tidak hanya bergantung pada para tetua adat, tetapi juga pada generasi muda yang mau mencintai dan mempelajarinya,” tuturnya.

Pemerintah Kabupaten PPU, lanjutnya, berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian kebudayaan daerah sebagai bagian penting dari pembangunan.

"Melalui festival ini, diharapkan muncul semangat baru untuk menggali, mendokumentasikan, dan memperkenalkan budaya Paser ke tingkat nasional maupun internasional," sebutnya.

3. Jadi momentum penting pemerintah daerah

Festival belian adat Paser
Salah satu proses adat Paser saat pembukaan festival belian adat Paser di PPU (IDN Times/Ervan)

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten PPU, Andi Israwati, menyampaikan bahwa pelaksanaan Festival Nondoi tahun ini menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor kebudayaan.

“Tahun ini menjadi titik awal bagi kepemimpinan Bupati Mudyat Noor dalam upaya memajukan kebudayaan di Kabupaten PPU. Karena efisiensi anggaran, hanya Festival Nondoi yang dilaksanakan sebagai festival kebudayaan tahun ini. Sekaligus menjadi penanda akhir masa jabatan saya sebagai kepala dinas pariwisata,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada bupati dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungan sehingga festival dapat terlaksana dengan baik.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ketua Lembaga Adat Paser (LAP) Kabupaten PPU, Musa, menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan kearifan lokal melalui festival ini.

4. Wujud penyucian diri dan doa kepada Tuhan

Festival belian adat Paser
Salah satu penampilan tari adat pada festival belian adat Paser tahun 2025 (IDN Times/istimewa)

“Festival Nondoi adalah wujud penyucian diri dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mari bersama menjaga budaya lokal agar semakin dikenal luas, baik di tingkat lokal, nasional, maupun mancanegara,” ujarnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada sponsor dan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam mendukung terselenggaranya kegiatan adat tersebut.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ririn Sari Dewi, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Festival Nondoi di PPU. Pemerintah Provinsi Kaltim berkomitmen untuk terus memperkuat sektor kebudayaan di daerah.

“Budaya adalah sumber kreativitas, dan kreativitas merupakan sumber perekonomian masyarakat. Melalui kegiatan ini, banyak potensi ekonomi lokal dan pelaku UMKM yang turut bergerak. Terima kasih kepada seluruh masyarakat PPU yang telah berperan aktif menjaga pelestarian budaya daerah," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

Ruko Tua di Pontianak Tiba-Tiba Roboh, Wako Edi Ancam akan Dibouwvall

03 Nov 2025, 17:35 WIBNews