Khatulistiwa Coffee Event Gelar Kompetisi Manual Brew dan Bazar Kopi

Pontianak, IDN Times - Ajang unjuk gigi bahwa Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) punya budaya ngopi yang tinggi, Ujung Tombak Coffee Collective menggelar "Khatulistiwa Coffee Event 2025", di Pontianak Convention Center (PCC), pada Jumat (15/8/2025).
Ketua Panitia Khatulistiwa Coffee Event 2025, Wahyu Ochiano melalui Koordinator Media, Rizki mengatakan, warga Kalbar punya budaya minum kopi yang tinggi. Terlebih, Kota Pontianak kini dijuluki dengan "Kota Seribu Warung Kopi".
“Tujuannya tuh sebenarnya kita juga mau nunjukin kita punya budaya kopi itu sebenarnya tinggi sekali. Kalau Kalimantan Barat ini ya kota seribu kedai kopi tadi. Karena emang budayanya udah dari dulu,” kata Rizki.
1. Ada puluhan tenant kopi

Rizki mengatakan, dalam event ini terdapat puluhan tenant kopi yang turut meramaikan kegiatan tersebut. Sejumlah tenant, ada yang berasal dari luar Kalbar.
“Jadi ada bazar, ada pameran, kompetisi, sama ada event entertaiment juga. Kalau untuk tenan, di luar Kalbar itu ada 5. Total tenant itu untuk yang sektor A itu ada 8. Untuk yang sektor B itu ada 12. Untuk yang C itu ada 14,” tuturnya.
Sedangkan tenant yang dari luar Kalbar ada 5, dari Jakarta, Surabaya, hingga Bandung turut meramaikan event coffee di Pontianak ini. Mereka menjual sejumlah produk kopi, teh, sirup, mesin kopi, dan produk unggulan lainnya.
2. Kompetisi manual brew

Tak hanya exhibition, Ujung Tombak Coffee Collective yang bekerja sama dengan Disporapar Kota Pontianak juga menggelar kompetisi manual brew.
Rizki bilang, ada puluhan peserta yang mengikuti kompetisi tersebut. Bahkan dari luar Kalbar, untuk peserta Kalbar sendiri ada 5 peserta yang membawakan pilihan biji kopi terbaik mereka.
“Kalau dari kompetitor sendiri, itu yang dari Kalbar cuman ada 5. Nah, terus untuk kompetitornya sendiri, itu kebanyakan memang dari luar. Jadi kita cuman total kompetitor yang bertanding itu ada 24,” ucapnya.
3. Peserta manual brew pamerkan kopi liberika Sambas

Salah satu peserta dalam kompetisi manual brew asal Pontianak, Eric membawakan biji kopi liberika asal Kabupaten Sambas, Kalbar. Menurut Eric, banyak biji kopi asal Kalbar yang tak kalah enak dibandingkan kopi dari luar.
“Nah, bagaimana caranya kita memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat kota Pontianak kalau kopi itu nggak cuman pahit loh kopi bisa manis,” kata Eric usai mengikuti kompetisi manual brew.
“Saya bawain beans dari kota Pontianak, Sambas ya, dari Kalbar sendiri. Saya campur tadi blend dengan beans dari Jawa Barat.
Kalau Jawa Barat, daerah Jawa itu beansnya cenderung manis dan banyak bau buahnya,” lanjut Eric.
After taste yang disajikan dari kopi liberika tersebut adalah aroma strauberry, hingga red apple. Ada juga aroma manis tebu, cempedak, serta rambutan.
“Kenapa kopi liberika? Karena saya mau mengangkat kopi asli dari Kalimantan Barat. Saya tidak mau kita sampai terlupakan kalau di Kalimantan Barat sendiri punya potensi untuk mengembangkan tanaman kopi liberika ini. Supaya Kalbar juga makmur jadinya,” ucapnya.
3. Harap tanah Kalbar dapat ditanami kopi

Pada kesempatan itu, Eric juga berharap agar warga di Kalbar dapat menanam kopi dibandingkan sawit, sehingga dapat mengurangi dampak bencana alam seperti banjir.
“Ya, nggak hanya nanam sawit. Karena dampak ekologisnya kan kalau nanam sawit sama nanam kopi beda jauh. Sering banjir kan? Kita pengennya kan Kalimantan Barat yang makin enak ditinggali,” tutur Eric.
Kopi liberika sendiri kata Eric, jika dijual ke luar Kalbar nilainya cukup fantastis, bisa mencapai hingga jutaan rupiah.
“Kopi liberika sendiri kalau di luar ini bisa dihargai 1 kilo 1 juta. Nah, kenapa kita nggak mulai nanam? Ternyata kopi liberika ini juga nggak kalah bersaing dengan kopi arabika yang berasal dari belahan kota di Indonesia lainnya,” tukasnya.