Minat Asing Meningkat, IKN Jadi Magnet Investasi Rp135 Triliun

Nusantara, IDN Times - Skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di Ibu Kota Nusantara (IKN) terus menunjukkan perkembangan positif. Minat investor dari dalam dan luar negeri meningkat seiring penguatan tata kelola dan penyederhanaan proses investasi dalam beberapa kuartal terakhir.
Keterangan tertulisnya di bawah arahan Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, proses investasi kini dirancang lebih efisien tanpa mengabaikan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Koordinasi lintas kementerian dan lembaga dilakukan untuk memangkas hambatan birokrasi yang tidak perlu.
1. Langkah konkret dimulai KPBU

Salah satu capaian konkret adalah dimulainya proyek KPBU unsolicited sektor hunian. Dua proyek telah mendapat persetujuan Availability Payment (AP) dan penjaminan dari Kementerian Keuangan serta PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII), yaitu:
Delapan tower hunian ASN oleh PT Nindya Karya di WP 1A (288 unit, tipe 190 m²).
109 unit rumah tapak oleh PT Intiland di WP 1B dan 1C (tipe 390 m²).
Kedua proyek ditargetkan memulai transaksi pada kuartal II 2025 dan konstruksi di tahun yang sama. Ini menandai langkah awal konkret KPBU di IKN yang sebelumnya masih dalam tahap perencanaan.
2. Investor nasional dan internasional berminat dengan IKN

Selain itu, sejumlah investor nasional dan asing juga menunjukkan minat besar:
Ciputra Nusantara dan Konsorsium IJM - CHEC telah merampungkan studi kelayakan dan tengah dievaluasi.
Konsorsium Triniti - Truba dan Maxim sedang menyelesaikan studi kelayakan sebelum evaluasi.
Tiga proyek lain yang juga telah menerima Letter-to-Proceed (LtP) dan tengah menyusun studi kelayakan adalah:
Adhi Karya
Konsorsium Samsung C&T - Brantas Abipraya
Konsorsium PJ-IC Bee Invest - Promec - Ozturk Holdings
3. Investor asing di IKN yang berasal dari beberapa negara

Investor-investor tersebut berasal dari negara seperti Amerika Serikat, Turki, Spanyol, dan Brunei Darussalam, dengan indikasi nilai investasi mencapai Rp63,3 triliun di sektor hunian.
Di sektor jalan dan terowongan multi utilitas (MUT), lima calon investor dari Tiongkok, Malaysia, dan Indonesia juga sedang menyusun studi kelayakan, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp71,8 triliun, termasuk Rp55 triliun dari investor asing.
Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa KPBU di IKN tak hanya mempercepat pembangunan, tetapi juga memperkuat akuntabilitas publik. “Proses due diligence kami melibatkan berbagai pihak, termasuk auditor pemerintah, untuk menjamin good governance,” ujarnya.
Meski minat investor tinggi, Otorita IKN belum dapat menyetujui sembilan calon investor sektor hunian sebagai pemrakarsa KPBU unsolicited. Deputi Pendanaan dan Investasi Agung Wicaksono menyebut, hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan sektor yang didanai melalui skema AP. Mereka akan diundang dalam tender KPBU solicited.
Dengan tata kelola yang diperkuat, proses yang makin efisien, dan kepemimpinan yang adaptif, KPBU telah menjadi tulang punggung pembangunan IKN yang berkelanjutan, inklusif, dan terbuka bagi dunia usaha.